PSI Bagikan 100 Makanan ke Warga Terdampak Penertiban di Sunter

18 November 2019 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi bagi-bagi makanan PSI ke korban penggusuran Sunter, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019). Foto: Dok. PSI
zoom-in-whitePerbesar
Aksi bagi-bagi makanan PSI ke korban penggusuran Sunter, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019). Foto: Dok. PSI
ADVERTISEMENT
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melakukan aksi bagi-bagi makanan kepada warga yang bangunannya ditertibkan di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
“PSI lagi mengembangkan foodbank. Jadi kita simpan makanan berlebih, kita siapkan untuk kejadian seperti ini atau kalau ada bencana kita bagi-bagi,” kata Juru Bicara dan Koordinator Foodbank PSI, Mikhail Gorbachev Dom, saat ditemui di lokasi, Senin (18/11).
“Nah, kemarin kita lihat viral masih banyak warga yang bertahan di sini, lalu atas dasar kemanusiaan kita ada makanan berlebih jadi kita distribusikan ke masyarakat yang bertahan,” sambungnya lagi.
Juru Bicara dan Koordinator Foodbank PSI, Mikhail Gorbachev Dom (kiri). Foto: Dok. PSI
Ada 100 bungkus makanan yang dibagikan PSI ke warga Sunter. Aksi dimulai sejak pukul 13.00 WIB
“Kita cuma punya 100 makanan, kita enggak tahu ternyata masih banyak yang butuh,” kata Gorba.
PSI berencana akan kembali melakukan aksi yang sama. Tidak hanya itu, PSI juga akan melakukan penggalangan dana untuk kebutuhan lain warga, mulai dari air bersih hingga pampers.
ADVERTISEMENT
“Kami mengimbau teman-teman kalau ada yang membantu warga di sini, banyakan warga yang butuh air minum, air untuk mandi, hingga anak-anak butuh pampers,” kata Gorba.
“Karena kita partai terbuka, kita collective collegial kita akan coba penggalangan dana,” ujar Gorba.
Aksi bagi-bagi makanan PSI ke korban penggusuran Sunter, Jakarta Utara, Senin (18/11/2019). Foto: Dok. PSI
Kawasan Sunter menjadi salah satu kawasan yang ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Penertiban kawasan jual beli barang bekas itu berlangsung sejak Kamis (14/11) dan masih berlangsung hingga saat ini.
Sebagian besar warga masih memilih untuk tetap tinggal meski rumahnya telah rata dengan tanah. Sedangkan beberapa warga lain memilih untuk pergi atau mengungsi ke rumah saudara.