PSI dan Golkar, Dua Partai yang Manut Jokowi soal Capres

3 Agustus 2023 10:45 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengunjungi DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Jakarta Pusat, Rabu (2/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jokowi dianggap sebagai salah satu king maker dalam Pemilu 2024. Meski tak lagi menjabat, titahnya dinantikan partai politik yang menggantungkan pilihan pada sang presiden.
ADVERTISEMENT
Adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Golkar yang manut pada Jokowi. Siapa yang didukung? Jadi rahasia umum dua nama yang disokong Jokowi adalah Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Kemarin, PSI menerima kunjungan Capres Prabowo Subianto di DPP PSI di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (2/8). Usai pertemuan itu, Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie mengatakan partainya tegak lurus dengan Jokowi, namun tidak berarti mengikuti semua perkataan Jokowi.
"PSI tegak lurus Pak Jokowi bukan manut apa aja Pak Jokowi dalam artian ngebebek. Tapi kami ingin lihat keberlanjutan programe Pak Jokowi," kata Grace bersama Prabowo dalam konferensi pers usai pertemuan.
PSI sebelumnya mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. Sebab mereka pernah mendeklarasikan dukungan untuk Ganjar pada 3 Oktober 2022.
ADVERTISEMENT
Ganjar diusung sebagai hasil polling Rembuk Rakyat yang telah dilakukan PSI sejak Februari 2021.
Sambutan Jokowi di perayaan HUT ke 4 PSI di ICE BSD, Minggu (11/11/2018). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Namun, usai bertemu Prabowo, Grace tidak dengan tegas mengungkapkan siapa capres yang akan diusung partainya. Ia mengatakan keputusannya masih menunggu hasil Kopdarnas pada 22 Agustus 2023, yang menjadi mekanisme internal partainya untuk memastikan dukungan kepada capres.
Ia memastikan yang akan didukung PSI adalah yang melanjutkan program Jokowi.
"Kalau presiden selanjutnya tidak mau lanjutkan tiang pancang, kita akan buang tenaga. Kompas kami adalah Pak Jokowi, tunggu aja. Masih ada mekanisme yang akan kami jalani. Insyaallah keputusan final PSI adalah juga keputusan final Jokowi," jelas dia.

Golkar Sejalan Jokowi

Presiden Jokowi dan Airlangga di Munas Golkar. Selasa (3/12). Foto: Paulina Herasmarinandar/kumparan
Partai Golkar juga mengungkapkan ingin terus sejalan dengan Presiden Jokowi. Hal itu disampaikan Plt ketua DPD Golkar Papua Ahmad Doli Kurnia Tanjung yang mewakili Ketua DPD Partai Golkar se-Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami menegaskan bahwa Partai Golkar ini adalah bagian dari koalisi pemerintahan Pak Jokowi. Oleh karena itu, kami selalu mendorong penuh agar Pak Airlangga tetap dari awal sampai akhir bersama-sama dan satu bersama Pak Jokowi, juga termasuk menghadapi agenda Pilpres," kata Plt ketua DPD Golkar Papua Ahmad Doli Kurnia Tanjung di Hotel Mulia, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (30/7).
Doli mengatakan, para Ketua DPD berharap Airlangga bisa terus membangun komunikasi yang intensif untuk menghadapi agenda-agenda ke depan bersama Jokowi. "Agenda pemerintah dan agenda pemilu bersama Pak Jokowi," ucapnya.
Meski demikian, soal urusan calon presiden atau calon wakil presiden, diserahkan seluruhnya kepada Airlangga. Hal tersebut sebagaimana yang telah diputuskan dalam Musyawarah Nasional, Rapat Pimpinan Nasional, dan Rapat Kerja Nasional Partai Golkar.
ADVERTISEMENT

Tak Percaya Diri

Eks Ketum Golkar Jusuf Kalla (JK) menilai Golkar terlihat tak percaya diri menentukan sikap politik sendirian. Menurutnya, sebagai parpol, seharusnya Golkar berani bersikap tanpa menunggu arahan dari pihak tertentu.
"Dan tidak berani Golkar itu untuk berdiri sendiri untuk menentukan dengan ini saya selalu, ya semua partailah (....) persen tidak mandiri dalam penentuan, ini secara demokratis ini berbahaya kalau begini, partai sendiri tidak mandiri seperti itu," kata JK di Gedung DPR, Senayan, Senin (31/7).
"Nah, apabila partai diganggu (pihak lain) makin kacau politik ini," sambung Wapres ke 10 dan 12 RI itu.