Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
PSI Dinilai Kian Sulit ke Senayan: Giring Kurang Berwibawa, Kader Kunci Pindah
16 Desember 2022 17:14 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mulai ditinggalkan para kader terbaiknya. Dari Tsamara Amany, hingga yang teranyar Rian Ernest.
ADVERTISEMENT
Apa penyebab banyaknya kader PSI yang memutuskan untuk hengkang justru setelah PSI dinyatakan lolos untuk Pemilu 2024?
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan, kegagalan PSI di Pemilu sebelumnya menjadi salah satu faktor.
"Siapa pun elitenya pasti lelah menetap di partai yang tak kunjung lolos parlemen. Istilah PSI butuh pembenahan merujuk pada partai ini, butuh perombakan total, strategi politik, dan isu politik," kata Adi, Jumat (16/12).
Adi menjelaskan, jika PSI tidak melakukan pembenahan, maka mereka akan semakin ditinggalkan para kadernya.
"Jika tak segera bebenah bukan tak mungkin PSI bakal bedol desa, kader-kader kuncinya pindah ke partai lain," ujarnya.
Selain itu, Adi menjelaskan isu yang dibawa PSI dinilai sangat konfrontatif, liberal, dan agresif. Justru kontraproduktif dengan nilai-nilai.
ADVERTISEMENT
"Itu tak sesuai dengan budaya politik kita yang cenderung moderat. Isunya mesti lebih soft, lunak, dan tak bikin kegaduhan. Diferensiasi politik taharus menimbulkan kegaduhan akut," terang Adi.
Giring Lebih Dikenal sebagai Anak Band, Kurang Berwibawa
Lebih lanjut, Adi juga menyoroti sosok figur Ketua Umum PSI Giring Ganesha yang dinilai tak memiliki rekam jejak kuat sebagai aktivis politik.
"Dari segi organisasi PSI butuh figur kuat berwibawa. Ketum PSI saat ini tak memiliki rekam jejak kuat jadi aktivis politik. Malah yang lebih menonjol sebagai anak band. Wibawa sebagai ketum partai kurang greget," ujar Adi.
Dengan mundurnya sejumlah pentolan PSI, Adi mengatakan jalan yang akan ditempuh PSI untuk lolos ke Senayan akan semakin terjal.
ADVERTISEMENT
"Pemilu 2019 saja dengan full team yang dipenuhi politisi muda berbakat tak bisa lolos ke Senayan. Apalagi politisi berbakat itu satu persatu hengkang, tentunya makin membuat PSI berat menghadapi pemilu 2024. PSI harus kerja super extra keras untuk lolos," tandasnya.
Hengkangnya Rian Ernest menambah daftar kader PSI yang hengkang sejak tahun 2021. Sebelumnya PSI telah ditinggalkan Sunny Tanuwidjaja, Tsamara Amany, Surya Tjandra, dan Michael Victor Sianipar.
PSI di 2019 lalu hanya mendapat 1,8 persen suara dari batas parliamentary threshold (PT) 4 persen. Bahkan 70 persen suara mereka disumbang kader yang sudah keluar, Tsamara Amany.