PSI: Menteri Jangan Tinggalkan Pak Jokowi demi Mengejar Ambisi Pilpres 2024

16 Mei 2022 12:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PSI, Grace Natalie. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PSI, Grace Natalie. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Dewan Pembina DPP PSI Grace Natalie menyebut hasil survei tentang menurunnya tingkat kepuasan kinerja Presiden Jokowi sebagai hal yang menyedihkan.
ADVERTISEMENT
Ia menilai hasil survei tersebut semestinya dijadikan peringatan kepada para menteri untuk sepenuhnya membantu kerja Jokowi.
“Pak Jokowi yang siang malam bekerja untuk rakyat tapi persepsi publik, approval rating-nya, turun. Saya melihat, survei ini mesti dijadikan alarm peringatan keras kepada para menteri Pak Jokowi - Kyai Maaruf, sebagai pembantu presiden, agar konsentrasi penuh dan sepenuh hati membantu Pak Jokowi,” tuturnya, Senin (16/5).
Sebab, menurut Grace, selama ini Jokowi banyak bekerja sendiri. Sejumlah menteri dinilai tidak fokus pada pekerjaan sebagai pembantu presiden karena sibuk mengejar ambisi untuk Pemilu 2024 nanti.
“Saya paham sekali bahwa ada beberapa menteri yang punya cita-cita menjadi presiden atau wakil presiden pada tahun 2024 yang akan datang. Tentu hal ini sah-sah saja, namun jangan sampai cita-cita politik itu mengorbankan kepentingan rakyat,” imbuh Grace.
ADVERTISEMENT
“Sekali lagi saya tegaskan jangan biarkan Pak Jokowi bekerja sendiri. Jangan tinggalkan Pak Jokowi hanya karena mengejar cita-cita dan ambisi,” pungkasnya.
Kepuasan terhadap Kinerja Presiden Joko Widodo. Foto: Indikator
Sebelumnya, Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia mempublikasikan temuan terbaru, salah satunya mengenai tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanudin Muhtadi, membeberkan tingkat kepuasan masyarakat terhadap Jokowi terus menurun seiring dengan kondisi ekonomi yang sedang terganggu.
"Hari ini, yang mengatakan sangat puas 8 persen, cukup puas 50,1 persen, total 58,1 persen. Lalu yang kurang puas 29,1 persen, tidak puas sama sekali 6,1 persen, total 35,1 persen," kata Burhanudin dalam paparan virtual, Minggu (15/5).
Tingkat kepuasan terhadap Jokowi yang turun ini sejalan dengan grafik data inflasi bulanan yang dirilis oleh Bank Indonesia. Bahkan, angka kepuasan terhadap Jokowi hari ini adalah yang terendah sejak enam tahun terakhir.
ADVERTISEMENT