Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
PSI: Pak Prabowo Enggak Pernah Tobat, Selalu Menakuti Rakyat
18 Desember 2018 8:12 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:52 WIB
ADVERTISEMENT
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia bisa punah jika ia kalah di Pilpres 2019. Namun, menurut Sekjen PSI Raja Juli Antoni, pernyataan Prabowo itu malah akan menakuti rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Pak Prabowo enggak pernah tobat. Selalu menakut-nakuti rakyat," jelas Antoni melalui pesan singkat kepada kumparan, Selasa (18/12) pagi.
Menurut Antoni, pernyataan Prabowo itu sebagai bentuk pesimisme seorang calon pemimpin. Ia pun mempertanyakan harapan yang diberikan Prabowo kepada Indonesia.
"Apa yang diharapkan kepada capres yang bisanya menebar ketakutan dan pesimise?" ungkap Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin itu.
Antoni menegaskan Indonesia tak akan punah meski Prabowo kalah di Pilpres 2019. Sebaliknya, Antoni yakin Indonesia akan lebih baik apabila Prabowo kalah.
"Apa hubungannya Prabowo-Sandi kalah, negara punah? Indonesia bahkan akan baik-baik saja. Bahkan mungkin lebih baik kalau Prabowo kalah," pungkasnya.
Prabowo memprediksi Indonesia bisa punah apabila ia kalah di Pilpres 2019. Sebab, selama ini banyak elite-elite partai dan penguasa yang membuat sistem kebijakan yang salah. Oleh karena itu, ia meminta kader, simpatisan, hingga partai koalisi dapat memenangkan Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Kita merasakan getaran rakyat menginginkan perubahan, rakyat ingin perbaikan, rakyat ingin pemerintah yang bersih dan tidak korupsi. Oleh karena itu, kita tidak boleh kalah, kalau kalah negara ini bisa punah," jelas Prabowo saat Konferensi Nasional Gerindra di Sentul International Convention Centre (SICC), Jawa Barat, Senin (17/12).
"Elite Indonesia selalu mengecewakan, selalu gagal menyelesaikan amanah dari rakyat Indonesia. Sudah terlalu lama elite yang berkuasa puluhan tahun mereka memberikan arah yang keliru, sistem yang salah," imbuhnya.