PSI soal Sandi Disebut Ulama oleh PKS: Menggelikan

18 September 2018 15:56 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Cawapres RI, Sandiaga Uno, salat subuh berjemaah di Masjid Al Jihad, Medan, Minggu (16/9/2018). (Foto: Dok. Tim Sandiaga Uno)
zoom-in-whitePerbesar
Cawapres RI, Sandiaga Uno, salat subuh berjemaah di Masjid Al Jihad, Medan, Minggu (16/9/2018). (Foto: Dok. Tim Sandiaga Uno)
ADVERTISEMENT
Label ulama pada bakal cawapres Sandiaga Uno yang disebut Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid menuai reaksi dari tim Jokowi-Ma'ruf Amin. Juru Bicara PSI M. Guntur Romli menganggap koalisi Prabowo-Sandi hanya mempermainkan ulama di Pilpres 2019.
ADVERTISEMENT
"Baru satu bulan lebih sedikit, PKS mengangkat Sandiaga Uno dari santri menjadi ulama, saat deklarasi Prabowo Sandi, 9 Agustus Presiden PKS menyebut Sandiaga Uno santri post islamisme, kini tokoh PKS Hidayat Nur Wahid sudah mengangkat Sandiaga Uno jadi ulama. Ini menggelikan dan menyebalkan," kata Guntur Romli dalam keterangannya, Selasa (18/9).
Aktivis muda Nahdlatul Ulama (NU) itu juga menyindir pujian elite PKS ke Sandi adalah efek kardus. Sebab, santri dianggap pernah mengenyam pendidikan agama di pondok pesantren, sementara Sandi tidak.
"Di media sosial banyak yang nanggapi, itu efek kardus emang dahsyat, enggak tahu apa maksudnya," sindirnya.
Guntur Romli (kanan). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Guntur Romli (kanan). (Foto: Moh Fajri/kumparan)
Selain itu, Guntur Romli juga menyoroti hasil forum Ijtima' Ulama II yang tidak sesuai dengan komitmen awal yang mendukung cawapres dari kalangan ulama. Karena itu, Ijtima Ulama II harus merevisi kesepakatan mendukung Prabowo.
ADVERTISEMENT
"Hasil Ijtima Ulama I kan jelas, minta Prabowo pilih cawapres mereka ulama, ternyata tidak dipatuh. Malah bikin Ijtima' Ulama II untuk merevisi, ini kan mempermainkan ulama," kata dia.
"Kalau mau cari ulama yang asli, ada di Pasangan Jokowi-KH Ma'ruf Amin. Kiai Ma'ruf ulama asli, Ketua Umum MUI dan Rais Aam PBNU, juga didukung ulama betulan, bukan ulama jadi-jadian, contohnya seperti Yusuf Martak, pengusaha real estate dan jasa umroh tiba-tiba jadi ulama menjelang Pilpres, ini lucu sekali," pungkas aktivis Twitter itu.