Psikolog Ungkap Makna Gestur Prabowo Tak Hadap Cermin saat Refleksi Diri

21 September 2023 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
Bakal calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon presiden dari partai Gerindra Prabowo Subianto menyampaikan gagasan di UGM, Sleman, DI Yogyakarta, Selasa (19/9). Foto: ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bacapres dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto menjadi sorotan, usai tampil di acara 3 Bacapres Bicara Gagasan di Universitas Gadjah Mada (UGM), Selasa (19/8). Ia menjadi Bacapres terakhir yang menyampaikan gagasannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu segmen acara saat Najwa Shihab sebagai moderator meminta para bacapres untuk refleksi diri di depan cermin besar. Anies Baswedan mengikuti instruksi dengan bercerita tentang pesan senada yang disampaikan oleh ibunya.
Anies Baswedan bercermin di acara Mata Najwa. Foto: Youtube/Najwa Shihab
Pun demikian Ganjar Pranowo, yang mengingatkan dirinya atas pesan mendiang orang tua agar melaksanakan amanat dengan baik dan tidak korupsi.
Sedangkan Prabowo justru berbincara dengan membelakangi cermin. Ketua Umum Partai Gerindra itu hanya memberikan gestur hormat ketika berdiri di hadapan cermin besar yang sudah disediakan.
Ganjar Pranowo bercermin di acara Mata Najwa. Foto: Youtube/Najwa Shihab
Gestur prabowo itu pun disorot. Psikolog Hanna Rahmi menilai, sikap Prabowo tersebut menunjukkan kecenderungan penyangkalan atau istilah umumnya, denial. Ketika melihat pantulan diri, lanjut Hanna, bacapres Prabowo punya ketakutan gagal seperti sebelumnya.
“Kita lihat kalau dari beberapakali kegagalannya gitu, ada kecenderungannya untuk denial,” ucap Hanna, Rabu (20/9).
Prabowo Subianto memberikan hormat di cermin di acara Mata Najwa. Foto: Youtube/Najwa Shihab
Akademisi di Universitas Bhayangkara ini mengatakan, sikap penyangkalan itu muncul lantaran kegagalannya di masa lalu sehingga khawatir dikesankan mengkhayal terlalu tinggi atau halu.
ADVERTISEMENT
“Jadi kekhawatiran dia untuk dikatakan gagal. Jadi kalau misalnya gagal dia gak kepengin melihat apa yang menjadi faktor kegagalanku, nah itu ada yang kecenderungannya seperti itu,” kata dia.
Berada di tengah dua bacapres yang jauh lebih muda, menurut Hanna, juga mempengaruhi sikap Prabowo. Di acara malam itu, Prabowo tampak ingin memperlihatkan kesan yang sama dengan bacapres lain.
Prabowo Subianto memberikan hormat di cermin di acara Mata Najwa. Foto: Youtube/Najwa Shihab
Namun demikian, lanjut Hanna, Prabowo justru menunjukkan sisi atau karakternya yang tertutup dan memiliki batasan kuat. Hanna mencontohkan saat pembahasan data kekayaan Prabowo.
“Paling kaya tentu karena sudah paling senior. Tapi kemudian ada yang bagian di-reject (ditolak) dan ingin dipercepat. Ada satu kekhawatiran ‘jangan-jangan ini kaya dari sesuatu’ itu (Prabowo) punya kekhawatiran seperti itu,” jelasnya
ADVERTISEMENT
Tak hanya denial, kata Hanna, Prabowo juga menunjukkan sikap blocking dan boundaries atas dirinya.
“Kenapa tidak mau bercermin kalau untuk diri sendiri enggak masalah, tapi dia blocking di situ, dia enggak kepengin orang lain tahu. Menutupi jadi jangan sampai orang itu tahu apa yang menjadi kekurangan, kelemahan. Orang dengan karakter seperti itu dia cenderung ya sudah pokoknya saya bantu tapi gak perlu tahu bantuannya apa dari mana, dia punya kekhawatiran jadi dia sudah menganulir sehingga gak perlu sampai ke dalam sana,” jelasnya.
(LAN)