Puan soal Penulisan Ulang Sejarah: Jangan Sampai Ada Pengaburan

20 Mei 2025 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Ketua DPR Puan Maharani memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau Parliamentary Union of the OIC (PUIC) tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR Puan Maharani memberikan sambutan pada pembukaan Konferensi ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau Parliamentary Union of the OIC (PUIC) tahun 2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (14/5/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Ketua DPR Puan Maharani mengomentari program kerja Kementerian Kebudayaan untuk menulis ulang sejaran nasional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia berpesan jangan sampai ada agenda terselubung untuk mengaburkan beberapa fakta sejarah.
“Yang penting jangan ada pengaburan atau penulisan ulang terkait sejarah, tapi kemudian tidak meluruskan sejarah,” kata Puan saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (20/5).
Puan juga berpesan kepada sejarawan yang menjalankan proyek ini untuk tidak mengebut proses penulisan. Ia khawatir tenggat waktu yang hanya sisa sedikit lagi ini justru membuat proses penulisannya tidak maksimal.
“Itu pasti jangan terburu-buru lah. Namanya penulisan sejarah itu harus dilakukan secara hati-hati,” kata Puan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon (kiri) dan Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha (kanan) usai menghadiri pembukaan Dana Indonesia di Gedung A Kemendikbudristek, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
Puan kemudian pun mengutip pernyataan kakeknya, Presiden Sukarno soal jas merah. Sebuah pernyataan dalam pidato Sukarno di ujung masa jabatannya dulu.
“Jadi jas merah jangan sekali-sekali melupakan sejarah. Memang sejarah itu pasti ada yang baik, ada yang pahit,” kata Puan.
ADVERTISEMENT
“Namun bagaimana kemudian ke depan itu kita harus juga memperlihatkan kepada generasi muda bahwa Indonesia itu berdiri oleh pahlawan-pahlawan kita, oleh apa pun yang terjadi ya harus tahu kenapa Indonesia berdiri pahit dan getirnya berhasil baiknya itu karena memang sudah banyak sekali hal yang terjadi,” tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan penulisan ulang sejarah Indonesia melibatkan lebih dari 100 orang sejarawan yang dipimpin oleh Guru Besar Ilmu Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.
Penulisan ulang sejarah ini akan dilakukan secara bertahap, nantinya buku ini akan diterbitkan secara berjilid. Jilid pertama ditargetkan untuk diluncurkan pada Agustus 2025 nanti, bertepatan dengan hari kemerdekaan Indonesia.