Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Ketua DPP PDIP Puan Maharani menyebut sampai saat ini Presiden Jokowi masih berstatus sebagai kader partainya. Meski, putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan menantunya Bobby Nasution sudah menjadi masa lalu bagi PDIP.
ADVERTISEMENT
Hubungan PDIP dan Jokowi disebut merenggang usai Gibran maju sebagai cawapres Prabowo Subianto di 2024.
"Ya, Pak Jokowi merupakan presiden dari PDIP yang kemarin kami usung dan kami dukung. Jadi posisi sampai hari ini masih seperti itu," kata Puan di Gedung DPR, Senayan, Senin (20/11).
Puan menuturkan dia kemungkinan akan kembali bertemu dengan Jokowi di Istana membahas status kepala negara itu di PDIP. Puan sempat bertemu dengan Jokowi terkait kegiatan MIKTA Speakers’ Consultation ke-9 di Istana siang tadi.
"Bisa saja (bahas status di PDIP) itu dibicarakan. Saya enggak tahu kalau bicara dengan presiden secara informal kami bicara segala hal yang terkait dengan isu aktual dan isu-isu yang kemudian mungkin hanya bisa dibicarakan secara informal," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Ketua DPR itu menuturkan sebenarnya pertemuan dengan Jokowi adalah hal biasa yang sering ia lakukan.
"Sebagai Ketua DPR biasanya secara berkala saya akan berkala bertemu Presiden untuk bicara hal-hal yang terkait dengan isu aktual. Tentu saja itu pembicaraannya bisa antara Ketua DPR dengan Presiden," tuturnya.
"Namun bisa juga sebagai bukan posisi Presiden dan Ketua DPR namun, keluarga atau orang yang sudah sama-sama mengenal," tambah Puan.
Terkait pertemuan lanjutan dengan Jokowi, Puan menuturkan masih menunggu waktu yang tepat.
"Jadi, pertemuan yang akan datang atau selanjutnya tentu saja akan kami jadwalkan . Ini hanya masalah waktu saja. Presiden mungkin sibuk. Saya juga ada agenda lain. Namun tadi, jika waktunya cocok atau pas saya akan bertemu lagi dengan Presiden," tandas putri Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri itu.
ADVERTISEMENT