Pulau Galang, Lokasi yang Diusulkan Ma'ruf untuk Tampung Pengungsi Rohingya

7 Desember 2023 20:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengungsi Rohingya yang baru tiba beristirahat di sebuah pantai di pulau Sabang, provinsi Aceh, pada 2 Desember 2023. Foto: CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya yang baru tiba beristirahat di sebuah pantai di pulau Sabang, provinsi Aceh, pada 2 Desember 2023. Foto: CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP
ADVERTISEMENT
Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang, Kota Batam, Provinsi Riau. Menurut Ma'ruf, pengungsi Rohingya merupakan masalah kemanusiaan yang harus ditanggulangi bersama antar-pemangku kepentingan.
ADVERTISEMENT
"Penempatannya di mana? Dulu kita punya Pulau Galang, nanti kita bicarakan lagi apa akan seperti itu," kata Ma'ruf Amin usai menghadiri Peluncuran Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024 dan Peresmian Universitas Indonesia Industrial Government (I-GOV) Ke-3 Tahun 2023 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Selasa (5/12).
Wakil Presiden Ma'ruf Amin hadir di Wisuda UNINUS Bandung. Foto: BPMI Setwapres
Sehari berselang, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud Md menyebut Pulau Galang tidak akan menjadi tempat pengungsi Rohingya.
"Ndak (pengungsi Rohingya di pulau Galang), justru jangan sampai seperti pulau Galang," kata Mahfud usai menggelar rapat membahas pengungsi Rohingya di Kantor Kemenpolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (6/12).
Mahfud tidak menjelaskan secara rinci alasan menolak Pulau Galang sebagai lokasi pengungsian warga Rohingya. Hingga saat ini Mahfud beserta jajarannya masih berupaya mencari lokasi pengungsian di tempat lain.
ADVERTISEMENT
Lantas, seperti apa profil Pulau Galang?

Sejarah Pulau Galang

Pulau Galang merupakan tempat penampungan pengungsi Vietnam pada 1979-1996. Pulau seluas 80 hektare tersebut dulunya menjadi 'rumah' bagi sekitar 250 ribu pengungsi Vietnam.
Dulu, Vietnam memang dilanda perang berkepanjangan. Sebagian warga Vietnam pun ada yang memilih bereksodus. Mereka naik perahu dan terombang-ambing di laut tanpa tujuan yang jelas.
Kamp-kamp eks pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan
Kala itu, mereka mendapat julukan sebagai manusia perahu, hingga akhirnya mendarat di Pulau Galang. Menyikapi hal tersebut, Komisi Tinggi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) dan Pemerintah Indonesia bahkan membangun sejumlah fasilitas di pulau tersebut.
Fasilitas yang tersedia di kamp terbilang lengkap. Mulai dari tempat ibadah, pemakaman, taman, gedung kantor, sekolah, hingga rumah sakit. Fasilitas tersebut digunakan oleh para pengungsi dari Vietnam.
Pintu masuk kawasan eks pengungsi Vietnam di Pulau Galang. Foto: Wiji Nurhayat/kumparan

Kondisi saat ini

Pulau Galang kini menjadi objek wisata pendidikan sejarah. Masih banyak peninggalan bangunan yang berdiri utuh. Jaraknya sekitar hanya 57 kilometer dari pusat kota Batam.
ADVERTISEMENT
Lokasi pulau ini juga lebih dekat ke Singapura, yaitu sekitar 65 kilometer. Nah, kalau dari Jakarta jaraknya mencapai 13 kali lipat dari jarak ke Singapura.
Saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia, pemerintah mendirikan Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang. Rumah sakit ini, bersama dengan Rumah Sakit Wisma Atlet, merupakan rumah sakit yang sama-sama ditunjuk oleh pemerintah sebagai unit darurat penanggulangan COVID-19.
RSKI Pulau Galang mulai dibangun pada 8 Maret 2020 dengan total anggaran mencapai sebesar Rp 400 miliar. Rumah sakit itu lalu mulai beroperasi pada 6 April 2020. Pemerintah kemudian menutup operasional RSKI Pulau Galang pada 31 Desember 2022, seiring kasus Covid-19 yang terus melandai.
Ruang observasi rumah sakit khusus Pulau Galang. Foto: Dok: Kementerian PUPR.