Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ankara mengabarkan pada Jumat (16/6/2022), Putra Mahkota Arab Saudi , Mohammed bin Salman (MBS ), akan melawat ke Turki pada pekan depan.
ADVERTISEMENT
Penguasa de facto kerajaan itu diperkirakan akan mengunjungi Ankara pada 22 Juni. Pejabat Turki menerangkan, kedua negara tersebut akan menandatangani sejumlah perjanjian.
Menghadapi lonjakan inflasi, Turki sedang mencari mitra non-Barat untuk dukungan ekonomi.
Pihaknya lantas menyambut kembali MBS. Rencana itu merupakan kunjungan pertamanya ke Turki sejak lama. Ketegangan antara kedua negara itu mulai retak pada 2017.
Saat itu, Turki mendukung Qatar selama blokade yang dipimpin Arab Saudi di negara tersebut.
Relasi mereka lalu membeku selama lebih dari tiga tahun usai jurnalis asal Arab Saudi, Jamal Khashoggi. Pria berusia 59 tahun itu dibantai di konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018.
Pembunuhan Jamal Khashoggi
Agen Arab Saudi membunuh dan memutilasi kritikus pemerintah tersebut. Hingga kini, mayatnya tidak pernah ditemukan.
ADVERTISEMENT
Kelompok HAM, Amnesty International, telah menyelidiki pembunuhan itu pada 2019. Ketua Amnesty, Agnes Callamard, kemudian menemukan keterlibatan MBS.
Sang Pangeran lalu berupaya membungkam penyelidikan kasus itu. Pembunuhan Khashoggi lantas semakin mengikis hubungan Turki-Arab Saudi.
Turki membuat Arab Saudi naik pitam lantaran mengejar kasus tersebut.
Pihaknya membuka penyelidikan dan memberikan pengarahan bagi media internasional. Mereka tak sungkan merinci pembantaian yang mengerikan tersebut.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, tidak pernah menyalahkan putra mahkota secara langsung. Namun, dia mengatakan, 'pemerintah tingkat tertinggi' Arab Saudi memerintahkan pembunuhan itu.
Menanggapi kecaman, Arab Saudi melakukan boikot tidak resmi terhadap impor Turki. Keputusan itu memberi tekanan terhadap ekonomi negara. Eksportir Turki kerap mengeluhkan barang mereka yang tertahan di bea cukai Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Hubungan kedua negara kemudian membaik. Pengadilan Istanbul lantas menutup persidangan in absentia pada awal April 2022. Pihaknya kemudian menyerahkan 26 tersangka kasus kepada Riyadh.
Erdogan sendiri telah singgah kembali di Arab Saudi pada akhir April. Dia menemui MBS sebelum melakukan perjalanan ke Mekah.
Turki akan menyambut pemilihan presiden dalam setahun mendatang. Maka dari itu, Erdogan membutuhkan sokongan negara-negara Teluk.
Dalam 18 bulan terakhir, Turki turut berupaya memperbaiki hubungan dengan Israel dan Uni Emirat Arab (UEA).
Pasalnya, dia juga kesulitan menghadapi kenaikan inflasi hingga 73,5 persen pada Mei. Krisis biaya hidup semakin menggerogoti negaranya pula.
Mata uang lira telah kehilangan 44 persen nilainya terhadap dolar pada 2021. Sementara itu, bank sentral berjerih memompa miliaran dolar untuk menopang mata uang.
ADVERTISEMENT
"Fokus utama Turki adalah mendapatkan dana Arab Saudi untuk memasok pundi-pundi bank sentral yang sangat rendah," tutur seorang anggota Dewan Eropa untuk Hubungan Luar Negeri, Asli Aydintasbas, dikutip dari AFP, Jumat (17/6/2022).