Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Virus corona menggila penyebarannya di Iran. Pada Selasa (3/2), puluhan anggota parlemen Iran dilaporkan positif virus corona. Akibatnya rapat terbuka parlemen terpaksa ditangguhkan sementara waktu.
ADVERTISEMENT
Mengutip CNN, hal ini dilaporkan oleh Wakil Ketua Parlemen Iran, Abdul Reza Misri. Dia mengatakan 23 anggota parlemen Iran positif mengidap virus corona. Jumlahnya sekitar 8 persen dari total 290 anggota parlemen Iran.
Dalam pengumumannya di Teheran, Misri mengimbau anggota parlemen untuk menghindari kontak dengan masyarakat demi menghindari penyebaran virus corona.
Sementara itu, Ketua Parlemen Iran Ali Larijani menulis surat terbuka kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei. Dalam surat itu dia meminta izin memperpanjang penangguhan rapat parlemen selama wabah virus corona.
Khamenei telah memerintahkan angkatan bersenjata Iran untuk membantu mengatasi virus corona. "Apapun yang bisa membantu kesehatan publik dan mencegah penyebaran penyakit adalah baik, dan yang membantu penyebarannya berdosa," kata Khamenei.
Iran adalah salah satu negara dengan jumlah penderita virus corona tertinggi di luar China. Sampai saat ini, pasien positif virus corona di Iran mencapai lebih dari 2.300 orang, angka kematian 77 orang.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya beberapa pejabat tinggi Iran telah lebih dulu menderita virus corona. Di antaranya adalah Iraj Harirchi, Wakil Menteri Kesehatan Iran, dan Masoumeh Ebtekar, Wakil Presiden Iran untuk Urusan Perempuan dan Keluarga.
Total ada 474 WNI dan diaspora Indonesia di Iran saat ini, terpusat di utara negara tersebut. WNI terbanyak ada di kota Qom, episentrum penyebaran virus corona, sebanyak 250 orang. Sisanya tersebar di kota-kota lain seperti Mashhad, Gorgan, dan Isfahan.
KBRI mengatakan sejauh ini tidak ada WNI yang terinfeksi virus corona. Kota-kota di Iran juga tidak ada diisolasi, sehingga belum ada opsi untuk evakuasi para WNI.