Puluhan Maba Universitas Brawijaya Tumbang saat Ikut Kegiatan Pengenalan Kampus

14 Agustus 2023 19:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Brawijaya Malang Foto: Flickr/Universitas Brawijaya Malang
zoom-in-whitePerbesar
Universitas Brawijaya Malang Foto: Flickr/Universitas Brawijaya Malang
ADVERTISEMENT
Sejumlah mahasiswa baru (maba) Universitas Brawijaya (UB) Malang tumbang dan tidur di ranjang lipat. Foto-foto mereka tumbang dan tertidur dengan memakai selimut di salah satu ruangan, viral di media sosial.
ADVERTISEMENT
Diduga, mereka lemas dan tak kuat saat mengikuti kegiatan pra ospek Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKK Maba) UB tahun 2023 pada Minggu (13/8).
PKK Maba diikuti oleh ribuan maba. Saat itu mereka tengah mengikuti latihan paper mob atau atraksi koreografis di lapangan rektorat UB.
Terkait hal itu, Ketua Pelaksana PKK Maba UB 2023, Pugoh Ananta Putra, mengatakan bahwa ada sekitar 30 maba yang beristirahat di posko kesehatan karena tak kuat mengikuti kegiatan tersebut.
"Yang terkonfirmasi ke saya 30 maba, tapi nanti kita kroscek lagi dari tim kesehatan UB," kata Pugoh dalam keterangannya, Senin (14/8).
Dia menyampaikan, alasan puluhan mahasiswa tumbang lantaran ada yang belum sarapan, memiliki penyakit bawaan hingga penyembuhan pascaoperasi.
ADVERTISEMENT
Namun, Pugoh menegaskan bahwa tidak ada yang pingsan dalam kejadian tersebut. Para maba itu hanya beristirahat di posko kesehatan.
"Menjawab banyaknya yang sakit, kami dari tim medis memang beberapa ada yang tumbang terkait itu (sakit), tapi hal itu karena ada yang belum sarapan, memiliki penyakit bawaan, ada yang pascaoperasi atau sedang penyembuhan," tegasnya.
Menurut Pugoh, masalah ini akan dijadikan bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya dalam rangkaian PKK Maba UB 2023.
"Kami percaya sebaik-baiknya hasil adalah evaluasi. Evaluasi ini akan kami jadikan sebuah pondasi untuk rangkaian-rangkaian berikutnya," ungkapnya.
Pugoh menerangkan, pihak kampus sudah menyediakan kurang lebih 11 posko kesehatan dalam rangkaian kegiatan ini. Kampus juga menyediakan mobil ambulans yang siap mengantar ke Rumah Sakit UB apabila ada kejadian yang tidak diinginkan.
ADVERTISEMENT
"Di setiap titik ada 6 mobil ambulans, kita lengkapi dari teman-teman lakesma, tenaga kesehatan dari KSR dan teman-teman panitia raja Brawijaya. Nanti yang sakit akan dianalisis, didiagnosis dan kalau butuh rujukan akan kita bawa ke RS UB atau klinik UB," terang dia.
Biaya ospek dianggap mahal
Selain soal maba tumbang, kegiatan ospek UB juga dikeluhkan karena biayanya dinilai terlalu mahal.
Terkait hal ini, Puguh pun buka suara. Menurutnya biaya yang dibebankan kepada maba sudah sesuai.
"Terkait tugas ospek yang mahal, tugas ini selaras dari kebutuhan teman-teman maba juga. Contoh buku yang dibawa buku bekas yang akan disumbangkan, terus terkait dengan pakaian bekas, ini selaras dengan program UB tentang green kampus," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pugoh, pihaknya telah memperhitungkan biaya dan masih dianggap wajar.
"Kalau kita hitung dan sebagainya, tidak terlalu mahal dan itu bisa kita kroscek bersama terkait kebenaran hal tersebut. Kemudian soal tugas yang padat, sudah kita longgarkan pengumpulan sampai tanggal 20," ucapnya.
Sementara itu, Rektor UB, Prof Widodo mengatakan bahwa dia belum tahu secara detail soal keluhan-keluhan itu.
"Saya sendiri belum tahu terkait yang viral itu. Nanti saya tentu segera akan evaluasi kejadian tersebut, termasuk bentuk penugasannya," ujar Widodo.
Widodo juga menilai terkait biaya ospek yang dikeluarkan para maba juga tidak terlalu mahal.
"Mestinya enggak ada yang mahal dan kita tidak menarik uang langsung dari mahasiswa dan penugasan-penugasan tidak mahal, nanti kita evaluasi," tandasnya.
ADVERTISEMENT