news-card-video
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

PUPR Tata Kawasan Kumuh Permukiman Nelayan di Tegal

13 November 2017 10:22 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
ADVERTISEMENT
Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu program prioritas Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Program ini bertujuan mengembangkan permukiman pesisir berbasis ekonomi perikanan di berbagai lokasi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menetapkan 11 kawasan permukiman pesisir yang akan ditata. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan dari 11 kawasan tersebut, ada tiga yang sedang dalam masa konstruksi.
“Kampung nelayan Tegalsari merupakan salah satu dari tiga lokasi penataan kawasan nelayan oleh Kementerian PUPR yang ditargetkan selesai tahun 2018. Dua lokasi lainnya adalah Kampung Sumber Jaya di Bengkulu dan Kampung Beting di Pontianak,” kata Basuki dalam keterangan tertulisnya, Senin (13/11).
Kawasan Nelayan Tegalsari merupakan salah satu kawasan kumuh di Kota Tegal. Memiliki luas 27 hektare, kawasan ini dihuni sebanyak 2.456 jiwa yang sebagian besar adalah nelayan dengan tingkat kekumuhan sedang.
Kondisi jalan lingkungan bervariasi dengan lebar antara 1-3 meter dan berkelok-kelok tanpa dilengkapi saluran drainase. Elevasi jalan sangat rendah, sehingga cenderung terjadi genangan pasca air pasang (banjir tob).
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
ADVERTISEMENT
Tingkat kepadatan bangunan di kawasan ini cukup tinggi sehingga rawan bencana kebakaran (sempadan bangunan terhadap jalan berkisar 0-0,5 m). Di kawasan ini, terdapat ruang publik berupa lapangan namun sebagian titik digunakan untuk menjemur pakaian.
Selain itu, warga masih membuang sampah sembarangan dan banyak juga yang masih BAB di tepi sungai dan membuang air limbah domestik langsung ke sungai. Sedangkan sumber air minum, sebagian penduduk memanfaatkan PDAM, namun ada sebagian yang menggunakan air tanah dangkal yang tidak layak dikonsumsi.
Penanganan Kampung Tegalsari mulai diinisiasi pada 2015 dengan kolaborasi antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan Pemerintah Kota Tegal. Komitmen Walikota Tegal dalam penanganan Kampung Tegalsari telah ditunjukkan dengan diterbitkannya SK Walikota Tegal Tahun 2014.
ADVERTISEMENT
Pada Juli 2016, implementasi penanganan Kampung Tegalsari dimulai dengan pembangunan Tahap I yang meliputi turap dan penataan jalan lingkungan tepi air, drainase, jalan sekitar sekolah, MCK komunal, ruang terbuka hijau, dan jalan lingkungan.
Pembangunan Tahap I dengan alokasi dana sebesar Rp 16 miliar merupakan langkah awal yang dilakukan secara simultan dengan penyusunan rencana penataan kumuh lebih menyeluruh yakni agenda penataan lingkungan Kampung Tegalsari Tahun 2017-2019.
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Ditjen Cipta Karya Rina Farida menjelaskan saat pertama kali dimulai penataan, kawasan tersebut sangat kumuh dan padat serta cukup banyak yang harus dikerjakan.
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
zoom-in-whitePerbesar
Kampung Nelayan Tegalsari (Foto: Dok. PUPR)
"Tantangannya cukup berat, namun kami optimis dapat meningkatkan kualitas permukiman disini dan diharapkan dapat turut meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya," kata Rina.
ADVERTISEMENT
Penataan Kawasan Kampung Nelayan Tegalsari dilanjutkan dengan anggaran tahun jamak 2017-2018 sebesar Rp 78,11 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor PT. Dharma Perdana Muda.
Pekerjaan meliputi pemasangan tiang pancang total 16 ribu meter, pembangunan jalan paving sepanjang 1.780 meter, jalan lingkungan beton sepanjang 2.754 meter, jetty apung, drainase sepanjang 1.565 meter, penataan ruang terbuka hijau dilengkapi 6 buah gazebo dan 3 unit MCK komunal. Progres pekerjaan saat ini sudah mencapai 11%.
Adapun delapan kawasan nelayan lain yang akan ditata meliputi, Kawasan Nelayan Indah (Kota Medan), Kampung Kuin (Kota Banjarmasin), Kampung Karangsong (Kota Indramayu), Kampung Tambak Lorok (Kota Semarang), Kampung Moro Demak (Kabupaten Demak), Kampung Untia (Kota Makassar), Kampung Oesapa (Kota Kupang), dan Kawasan Hamadi (Kota Jayapura).
ADVERTISEMENT