Pusat Studi Indonesia Dibuka di Rusia

30 Maret 2019 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Peresmian Pusat Studi Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makchakala, Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow
zoom-in-whitePerbesar
Peresmian Pusat Studi Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makchakala, Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia meresmikan Pusat Studi Nusantara atau Pusat Nusantara yang terletak di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makchakala, Rusia.
ADVERTISEMENT
Pusat studi pertama di wilayah Kaukasia Utara itu diresmikan langsung oleh Duta Besar RI untuk Rusia M. Wahid Supriyadi.
Dubes RI Berbincang dengan Anggota Duma Negara Federasi Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow
Berdirinya Pusat Nusantara ini disambut baik oleh pemerintah Rusia. Melalui pusat studi ini diharapkan dapat mendorong hubungan baik antara kedua bangsa, terutama di kalangan generasi muda.
“Kemitraan nyata yang sebenarnya adalah hubungan yang terjalin antar warga,” kata Direktur Sekolah Tinggi Pedagogi Humaniter Republik Dagestan, Jennet Temurkaeva, lewat keterangan resmi Dubes RI untuk Rusia, Sabtu (30/3).
Peresmian Pusat Studi Nusantara di Sekolah Tinggi Humaniter dan Pedagogi Dagestan di Makchakala, Rusia. Foto: Dok. KBRI Moskow
Pusat studi ini nantinya akan menjadi pusat studi Islam dan juga kebudayaan Indonesia yang ditujukan untuk warga Dagestan. Jumlah penduduk di Dagestan diperkirakan mencapai 3 juta jiwa dengan 95 persen penduduknya beragama Islam.
Pemerintah Indonesia dan Rusia berencana untuk meningkatkan kerja sama untuk pendidikan tinggi. Sejauh ini terdapat sekitar 20 warga Dagestan yang pernah belajar studi Islam dan beberapa cabang keilmuan lainnya di UIN Malang, Yogyakarta, dan Jakarta.
Peninjauan Proyek Masjid Terbesar se-Eropa. Foto: Dok. KBRI Moskow
Untuk kedepannya, pemerintah Indonesia juga akan segera meresmikan kompleks masjid dan pusat studi Islam terbesar di kawasan Eropa. Kompleks yang terdiri dari masjid, pusat studi dan museum perkembangan Islam menempati lahan seluas 35 hektar. Masjid diproyeksikan akan memiliki daya tampung 22 ribu orang, dengan luas bangunan 30 ribu meter persegi.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, proyek pembangunan masih dalam proses. Pendanaan pembangunan kompleks masjid ini sepenuhnya atas dana swadaya masyarakat.