Pusiba: Cuma Lulusan Pesantren Bisa Lanjut ke Al-Azhar Kairo, SMA Tak Bisa

21 Juni 2024 20:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) memastikan calon mahasiswa yang bisa melanjutkan kuliah ke Al-Azhar hanya lulusan Madrasah Aliyah atau pesantren.
ADVERTISEMENT
“Rata-rata yang diterima dalam seleksi itu pondok pesantren atau madrasah aliyah,” kata Manajer Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba), Muhammad Misbahul Munir saat ditemui di kantor Pusiba, Bekasi, Jumat (21/6).
“SMA/SMK umum itu tidak bisa, tidak bisa daftar untuk seleksi,” sambungnya.
Pusiba merupakan lembaga yang ditunjuk untuk memfasilitasi matrikulasi bahasa Arab atau daurah lughah sebelum mahasiswa bisa mengikuti perkuliahan di Al Azhar Kairo.
“Kalau di sini untuk yang program daurah lughah itu hanya untuk yang lolos seleksi saja, jadi enggak bisa untuk umum,” ungkapnya.
Munir menjelaskan, matrikulasi bahasa sebelum mengikuti perkuliahan di Al Azhar ini memiliki tujuh tingkatan. Setiap peserta wajib mengikuti matrikulasi ini sebelum memulai perkuliahan di kampus yang banyak mencetak tokoh-tokoh Islam populer di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kalau mengikuti daurah di Pusiba itu kemungkinan bisa langsung mengikuti perkuliahan di tahun berjalan. Kalau mengikuti daurah di Kairo itu masih tahun depan lagi,” jelasnya.
“Perkuliahan di sana itu biasanya November. Bagi yang mengikuti daurah di Indonesia, memilih daurah di Indonesia itu langsung, tapi yang memilih daurah di Kairo itu jeda waktunya kosong,” pungkasnya.
Dari informasi yang diterima kumparan, terdapat setidaknya 15 ribu mahasiswa Indonesia di Al-Azhar. Setiap tahunnya sekitar seribu sampai 2.000 orang mahasiswa asal Indonesia berangkat ke Kairo.