Pusiba: Tak Ada Kuota untuk Pemberangkatan Mahasiswa ke Al-Azhar Kairo

21 Juni 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) di Jalan kiyai H. Noer Ali, Babelan, Kota Bekasi, Jawa Barat pada Jumat (21/6/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumlah mahasiswa Indonesia di Universitas Al Azhar Kairo, Mesir, membeludak. Penyebabnya, tidak adanya kuota atau pembatasan pemberangkatan.
ADVERTISEMENT
Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba) yang juga sebagai lembaga yang ditunjuk Markaz Syaikh Zayed untuk mengadakan matrikulasi bahasa bagi calon mahasiswa Al Azhar mengakui tidak ada kuota setiap tahunnya.
Manajer Pusiba, Muhammad Misbahul Munir, mengungkapkan bahwa sebetulnya pemerintah Indonesia sudah melakukan hal untuk membatasi jumlah calon mahasiswa yang hendak belajar di universitas tersohor di Mesir itu. Salah satunya dengan cara seleksi.
“Karena memang enggak ada kuotanya. Jadi pemerintah Indonesia mencoba untuk ya supaya gak membeludak itu,” ujarnya saat ditemui di kantor Pusiba, Bekasi, Jumat (21/6).
“Sudah ada dalam artian dulu tahun 2004, 2005 itu banyak sekali mahasiswa yang ke sana, akhirnya 2006 diadakan seleksi, mulai 2006 itu seleksi supaya enggak ada, gak membeludak gitu,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Munir menjelaskan bahwa sebelum dapat mengikuti perkuliahan, calon mahasiswa harus mengikuti matrikulasi bahasa terlebih dahulu. Matrikulasi bahasa itu pun menjadi salah satu alat seleksi untuk pemberangkatan mahasiswa Indonesia ke Mesir.
Sementara itu, Munir juga menyebutkan untuk tahun ini, jumlah peminat yang mau menimba ilmu di Al Azhar mencapai 5700 orang. Angka tersebut kemudian diseleksi melalui tes uji kompetensi bahasa dan tes wawasan kebangsaan dari Kemenag.
“Tahun ini yang isi formulir untuk daftar seleksi ada 5700-an, yang mau daftar seleksi ada segitu, tapi yang lolos verifikasi berkas ada 4700-an, setelah itu dipangkas lagi jadi 1500-an. Kita tunggu dari Kementerian Agama, mungkin dipangkas lagi ini,” jelasnya.
Wakil Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Dr. Mohammed Abdel Rahman Al-Duweiny, Jumat (21/6/2024). Foto: Nadia Riso/kumparan
Sementara itu, wakil Grand Syeikh Al-Azhar di Mesir, Muhammed Abdel Rahman Ad-Duweiny, mengungkapkan pihaknya berkomitmen mempermudah proses penerimaan mahasiswa dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Kami berkomitmen bahwasanya pada tahun ini proses penerimaan mahasiswa Al-Azhar akan lebih mudah, akan lebih banyak mendapatkan banyak kemudahan dari waktu-waktu yang sebelumnya," kata Ad-Duweiny di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Jumat (21/6).
Kampus ini dikenal sukses menghasilkan banyak lulusan tersohor dalam keilmuan Islam di Indonesia. Nama-nama besar seperti mantan Menteri Agama Prof. Quraish Shihab, Ustaz Abdul Somad (UAS) hingga Ustaz Hanan Attaki (UHA) lahir dari kampus bergengsi di Mesir itu.