Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Putin dan Assad Bertemu di Moskow, Bahas Pemberantasan Teroris di Suriah
14 September 2021 15:45 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu Presiden Suriah Bashar Al-Assad di Moskow pada Senin (13/9/2021). Kepada Assad, Putin mengkritik kehadiran pasukan asing di Suriah tanpa izin PBB.
ADVERTISEMENT
Assad dan Putin merupakan sekutu dekat sejak perang saudara pecah di Suriah satu dekade lalu. Terakhir kali mereka bertemu di Sochi Rusia pada 2018.
Selama konflik terjadi di Suriah, Angkatan Udara Rusia memainkan peranan penting. Mereka membantu militer Suriah merebut kembali wilayah-wilayah yang dikuasai pemerintah.
Hanya saja, sampai saat ini beberapa wilayah strategis di Suriah masih dikuasai pemberontak yang mendapat dukungan tentara asing seperti Amerika Serikat dan Turki.
Menurut Putin kehadiran kekuatan asing di Suriah terbukti mempersulit perdamaian. Pada kesempatan itu, Putin turut memberikan selamat kepada Assad karena berhasil memenangkan pilpres empat kali berturut-turut.
Putin menambahkan, walau masih ada beberapa wilayah di Suriah yang dikuasai musuh, namun sebagaian wilayah sudah dikuasai pemerintah. Hal itu, kata Putin, tercapai berkat kepemimpinan Assad.
ADVERTISEMENT
Oleh karenanya, Putin mengajak Assad memperkuat kerja sama pemberantasan teroris. Dia juga akan mendukung upaya Suriah membebaskan wilayah yang masih dikuasai pemberontak.
"Teroris menderita kehancuran serius, dan Pemerintah Suriah yang dipimpin anda sudah menguasai 90 persen teritori," ucap Putin seperti dikutip dari Reuters.
Sementara itu, Assad menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Putin. Sebab, bantuan kemanusiaan dan militer Rusia membuat Pemerintah Suriah dapat menghalau terorisme
Sampai saat ini Assad masih menjadi musuh nomor satu Barat. Pada tahun lalu, Amerika Serikat menambah sanksi bagi Suriah.
Ketika itu AS beralasan sanksi diberikan untuk memaksa Assad menghentikan perang dan menyetujui solusi politik. Merespons sanksi AS, Assad menyebut tindakan itu taj berperikemanusiaan dan tidak sah.
ADVERTISEMENT