Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Putin dan Trump Bertemu Jelang Peringatan Jatuhnya MH17
16 Juli 2018 9:52 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Helsinki, Finlandia, akan dilaksanakan sehari sebelum empat tahun peringatan jatuhnya pesawat Malaysian Airlines MH17 di Ukraina.
ADVERTISEMENT
Peristiwa 17 Juli 2014 lalu sampai sekarang terus menjadi perhatian besar dunia. Sebab, burung besi tersebut meledak karena diduga dirudal oleh tentara separatis Ukraina yang didukung Rusia.
Dari keterangan pejabat AS dan Rusia pertemuan yang dilaksanakan pada Senin (16/7) salah satu topik pembahasannya adalah soal krisis Ukraina.
Namun, sayangnya hingga saat ini tidak ada kepastian apakah masalah MH17 akan dibahas atau tidak. Belum adanya kepastian masalah MH17 dibahas, disayangkan oleh komunitas internasional.
Pasalnya, hingga kini walau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meminta pertanggungjawaban Rusia, Negeri Beruang Merah memilih menolak seruan tersebut.
Keengganan Rusia untuk mengaku bertanggung jawab memicu protes dari Australia. Protes Negeri Kangguru dilayangkan karena sebanyak 37 warga Australia tewas akibat ditembak jatuhnya MH17.
ADVERTISEMENT
"Kecemasan atas rekam jejak Rusia di dunia politik internasional terus meningkat, mereka telah mendukung rezim Bashar Al Assad di Suriah, sampai terlibat dengan diracunnya seorang agen di Inggris," sebut Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop dikutip dari 9News, Senin (16/7).
Bishop menegaskan, negaranya menginginkan Rusia tak lagi mengelak dari tuduhan keterlibatannya di MH17 dan segera mengaku bertanggung jawab.
"Rusia tak akan mendapat pujian atas segala tindakan buruknya," ujar Bishop.
Kejadian jatuhnya Boeing 777 rute Kuala Lumpur dan Amsterdam pada 2014 hingga kini masih meninggalkan luka mendalam. Seluruh 298 kru dan penumpang tewas dalam peristiwa itu, 12 di antaranya adalah warga Indonesia.