Putin hingga Xi Jinping Hadir di KTT BRICS, Agenda Internasional Pertama Sugiono

22 Oktober 2024 12:58 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menlu Sugiono. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menlu Sugiono. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Puluhan pemimpin dunia akan hadir pada pembukaan KTT BRICS di Kazan, Rusia, Selasa (22/10). Menlu Kabinet Merah Putih yang baru dilantik, Sugiono, turut serta pada pertemuan itu.
ADVERTISEMENT
KTT ini merupakan acara terbesar di Rusia sejak mereka meluncurkan operasi militer ke Ukraina pada 2022 lalu. Aksi Rusia membuat Barat berulang kali mencoba mengisolasi Rusia dari panggung internasional.
Salah satu upaya Barat adalah menolak kehadiran perwakilan Rusia pada KTT G20 yang digelar akhir 2022 di Bali.
Adapun pada KTT BRICS di Kazan ini, Presiden China Xi Jinping, PM India Narendra Modi, hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dipastikan hadir di sana.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengambil sumpah saat upacara pelantikan di Kremlin di Moskow, Rusia (7/5/2024). Foto: Sputnik/Sergei Bobylev/Kremlin via REUTERS
BRICS sendiri merupakan akronim dari untuk anggota intinya yaitu Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan/South Africa. Rusia saat ini berupaya memperluas keanggotaan BRICS.
Isu utama KTT BRICS di Kazan adalah soal usulan Putin agar BRICS punya sistem pembayaran demi menyaingi SWIFT, yang merupakan sistem jaringan keuangan internasional. Sistem SWIFT terputus dari bank-bank Rusia imbas pecahnya perang Ukraina.
ADVERTISEMENT
Selain soal sistem pembayaran, konflik Timur Tengah yang mengalami eskalasi juga bakal dibahas.
Pada saat bersamaan Kremlin mengumumkan KTT BRICS di Kazan adalah kemenangan diplomatik. Rusia menginginkan bahwa BRICS nantinya bisa menjadi aliansi menentang hegemoni Barat.
Sementara itu, informasi mengenai kehadiran Menlu Sugiono ke KTT BRICS disampaikan oleh Wamenlu Arif Havas Oegroseno pada Senin (21/10). BRICS menjadi agenda internasional pertama Sugiono.
“Pak Menteri akan menghadiri konferensi BRICS di Kazan besok pagi,” jelas Havas.
Indonesia sendiri bukan anggota BRICS. Dalam talkshow Info A1, beberapa waktu lalu, Menlu 2014-2024 Retno Marsudi sebelum mengakhiri tugasnya menyarankan agar Indonesia mengkaji mendalam sebelum memutuskan gabung atau tidak.
"Demikian dengan BRICS. Jangan sampai keputusan yang kita ambil hanya karena kita ikut-ikutan atau FOMO (Fear Out Missing Out)," kata Retno dalam wawancara kumparan Info A1.
ADVERTISEMENT