Putin Lebih Suka Lihat Joe Biden Menang Pemilu AS Dibanding Donald Trump

16 Februari 2024 11:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku lebih suka melihat Presiden Joe Biden memenangkan pemilu Amerika Serikat 2024 dibandingkan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Putin melihat Biden sebagai pemimpin yang lebih berpengalaman dan dapat diprediksi — meski menentang kebijakan pemerintahan Biden atas operasi militer khususnya di Ukraina.
Adapun Biden, seorang petahana, digadangkan akan kembali bersaing dengan Trump dalam pemilu AS 2024 yang dijadwalkan digelar pada November 2024 mendatang. Sebelumnya, kedua politisi ini bertarung dalam pemilu AS 2020 yang dimenangkan oleh Biden.
Dikutip dari Associated Press, itu adalah komentar pertama Putin soal pemilu AS yang akan datang — sekaligus pujian terhadap Biden yang cenderung jarang terjadi, bila dibandingkan pujian dari Moskow untuk Trump.
"Biden, dia lebih berpengalaman, lebih mudah diprediksi, dia adalah seorang politisi dari formasi lama," ucap Putin dalam wawancara yang disiarkan televisi pemerintah, pada Rabu (14/2).
ADVERTISEMENT
"Namun, kami akan bekerja sama dengan pemimpin AS mana pun yang dipercaya oleh rakyat Amerika," tambah dia.
Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu untuk KTT AS-Rusia di Villa La Grange di Jenewa, Swiss, Rabu (16/6). Foto: Kevin Lamarque/REUTERS
Hingga berita ini dirilis, Biden belum memberikan tanggapan resmi soal komentar Putin. Di sisi lain, Trump memandang pendapat Putin sebagai suatu 'pujian yang luar biasa' baginya.
Tidak jelas apa motif yang mendorong Putin mengungkapkan bahwa ia lebih memilih Biden dibandingkan Trump.
Namun, komentar Putin cukup menarik perhatian, mengingat pernah ada penilaian buruk Gedung Putih terhadap Rusia terkait pemilu AS 2016. Rusia dituding telah mengintervensi pemilu 2016 yang berujung pada kemenangan Trump melawan Hillary Clinton.
Ketika ditanya soal spekulasi seputar kondisi kesehatan Biden yang tak memungkinkan untuk kembali berkuasa di masa jabatan kedua, Putin enggan memberikan komentar. "Saya bukan dokter dan saya tidak menganggapnya tepat untuk mengomentari hal itu," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Biden terlihat dalam kondisi baik ketika kami bertemu di Swiss pada Juni 2021," tutup Putin.