Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
3 Ramadhan 1446 HSenin, 03 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Putin Masih Bungkam, Politikus-Media Rusia 'Rayakan' Debat Panas Trump-Zelensky
2 Maret 2025 13:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Moskow bergembira usai pertemuan panas antara Volodymyr Zelensky dan Donald Trump di Gedung Putih, Jumat (28/2). Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin memilih diam, para pejabat, politikus, dan media Rusia justru bersorak.
ADVERTISEMENT
Mantan presiden sekaligus wakil kepala dewan keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, menyebut kejadian itu sebagai “tamparan keras di Ruang Oval”.
Ia menuding Zelensky memperpanjang perang dan mendesak penghentian bantuan militer ke Ukraina.
“Kemarin malam menggarisbawahi bahwa era baru keburukan telah dimulai,” ujar Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock, mengomentari ketegangan di Gedung Putih yang mengkhawatirkan para sekutu Eropa Kiev, seperti diberitakan Guardian.
Sebelum bentrokan, Moskow sempat cemas dengan sikap Trump yang tampak melunak terhadap Ukraina.
Namun, kekhawatiran itu sirna saat Zelensky menghadapi adu mulut dengan Trump dan Wakil Presiden JD Vance.
“Bagaimana Trump dan Vance menahan diri untuk tidak memukulnya adalah keajaiban pengendalian diri,” tulis juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, di Telegram.
ADVERTISEMENT
Putin di Balik Layar
Putin belum mengomentari kejadian itu, tetapi sumber yang mengetahui strategi Kremlin menyebut ia menyaksikan peristiwa ini dengan puas.
“Putin tidak perlu banyak bicara sekarang. Ia tahu bahwa ini adalah kemenangan yang lebih besar daripada pertempuran mana pun sejak perang dimulai,” ujar sumber tersebut.
Di Moskow, para analis memperkirakan Putin akan segera menghubungi Trump untuk meyakinkannya bahwa Zelensky bukan mitra yang dapat diajak bernegosiasi. Wacana itu sudah mulai bergema di Washington dan Moskow.
“Gedung Putih sekarang akan mulai mengamati lebih dekat kandidat lain untuk pemimpin Ukraina,” tulis anggota parlemen Rusia, Alexey Pushkov, di Telegram.
Perubahan kepemimpinan di Kiev memang menjadi ambisi lama Putin.
Di platform Telegram, bloger pro-Kremlin ramai-ramai mencela Zelensky, menyebutnya “sombong dan tidak tahu berterima kasih”.
Bagi lingkaran dalam Kremlin, bentrokan Trump-Zelensky menandai perubahan besar dalam hubungan AS-Rusia.
ADVERTISEMENT
“Zelensky meremehkan perubahan yang terjadi di politik Amerika setelah Trump kembali berkuasa,” kata penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Fyodor Lukyanov.
Lukyanov menyoroti pernyataan Trump yang menegaskan dirinya bukan pendukung Ukraina, melainkan mediator.
“Ini perubahan mendasar,” katanya.
Namun, beberapa pengamat di Moskow memperingatkan agar Rusia tidak buru-buru menyatakan kemenangan.
“Trump tidak dapat diprediksi. Moskow dan Washington masih punya perbedaan besar dalam melihat penyelesaian konflik,” kata peneliti di lembaga think tank yang berafiliasi dengan Kementerian Luar Negeri Rusia, Anton Grishanov.
Meski begitu, bentrokan di Ruang Oval telah melemahkan posisi Zelensky dan memberi Rusia keuntungan diplomatik.
Di tengah ketidakpastian bantuan AS, Moskow bersiap memperkuat tekanannya ke Ukraina.
“Perang terus berlanjut,” pungkas Lukyanov.