Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2

ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta tentara Ukraina yang masih menduduki kota Kursk, Rusia menyerah. Ia menyampaikan hal itu usai mendapat permintaan dari presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang meminta agar tentara Rusia 'mengampuni' nyawa tentara Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Kita bersimpati terhadap permintaan presiden Trump, jika mereka (Ukraina) meletakkan senjata dan menyerah, nyawa mereka akan dijamin dan diperlakukan dengan layak," kata Putin dalam siaran televisi, dikutip dari AFP, Jumat (14/3).
Kursk sendiri merupakan sebuah kota yang terletak di perbatasan Ukraina. Kota ini jatuh ke tangan tentaraUkraina, pada ofensif 6 Agustus 2024 lalu.
Dilansir AFP, tentara Rusia saat ini sudah mengepung posisi Ukraina dari segala sisi di Kursk. Klaim ini dibantah oleh Kiev, padahal presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sendiri mengakui ia dapat tekanan besar dari Rusia.
"Situasi di Kursk secara jelas, sangat menyulitkan," kata Zelensky.
Kendati demikian, Zelensky menyebut tentaranya berhasil memukul Rusia di kawasan Pokrovsk.
"Situasi di sektor Pokrovsk stabil saat ini, akan sangat susah untuk menguasai Pokrovsk lagi," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Sejak pekan lalu, tentara Rusia telah memulai ofensif balasan. Mereka merebut kembali sejumlah besar wilayah dan pemukiman yang terletak di perbatasan barat Ukraina ini.
"Petinggi militer dan politik Ukraina perlu meminta agar tentara mereka menyerah, agar kita bisa mengimplementasikan permintaan presiden Trump," kata Putin.
Trump menyampaikan permintaan itu lewat sosial media Truth nya. Ia menyebut,, ada ribuan tentara Ukraina yang terkepung oleh Rusia, dan dalam posisi yang buruk dan rawan.
"Saya meminta Presiden Putin untuk 'menyelamatkan' nyawa mereka. Jika tidak, ini akan jadi pembantaian yang ngeri, yang tak pernah dilihat lagi sejak Perang Dunia ke-2," ucap Trump.
Soal permintaan itu, militer Ukraina membantah.
"Tidak ada ancaman yang menunjukkan bahwa tentara kami terkepung," kata Staf Umum Militer Ukraina lewat sosial media.
ADVERTISEMENT