Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Putin soal Rusia Tembak Jatuh Malaysia Airlines MH17: Tentu Tidak
26 Mei 2018 11:50 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin buka suara soal penemuan Tim Investigasi Gabungan yang menyebut instalasi BUK milik angkatan bersenjata Rusia telah menembak jatuh Malaysia Airlines MH17 . Putin secara tegas membantah hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja tidak," ujar Putin, dilansir AFP, Sabtu (26/5).
Pria yang telah memimpin Rusia selama hampir 24 tahun itu menyebut hasil investigasi sebagai hal yang pesimistis. "Pasti ada banyak versi lain (dari insiden jatuhnya pesawat)," lanjut dia.
Pihak Rusia sudah beberapa kali membantah keterlibatannya dalam kecelakaan pesawat yang menewaskan hampir 300 penumpangnya itu. Mereka berulang kali memberikan teori-teori baru untuk membelokkan tuduhan yang selama ini dialamatkan kepadanya.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, juga telah meminta kepada sejumlah pihak untuk membuktikan bila instalasi BUK tersebut memang benar milik Rusia.
"Saya minta fakta-fakta yang dapat membuktikan klaim ini. Mereka tidak memberikan saya bukti apapun," ujar Lavrov, Jumat (25/5) kemarin.
Sebelumnya pada Kamis (24/5), Tim Investigasi Gabungan telah mempresentasikan temuan lebih lanjut dari penyelidikan independen, profesional, dan tidak memihak. Termuan ini menyimpulkan bahwa instalasi BUK yang digunakan untuk menjatuhkan penerbangan MH17 tak diragukan lagi adalah milik angkatan bersenjata Federasi Rusia.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa mengimbau Rusia untuk menerima tanggung jawabnya dan sepenuhnya bekerja sama dengan semua upaya untuk menegakkan pertanggung jawaban.
Sebagai informasi, pesawat Malaysia Airlines MH17 membawa 283 penumpang dan 15 awak dalam penerbangan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur ditembak jatuh di desa Hrabove, provinsi Donetsk, wilayah timur Ukraina. Korban terbanyak 193 orang adalah warga negara Belanda, yang antara lain hendak melanjutkan berlibur ke Indonesia.