Putin Teken Dekrit Kherson dan Zaporizhzhia Merdeka dari Ukraina

Suasana saat latihan taktis khusus yang diadakan oleh polisi Ukraina, Garda Nasional dan layanan keamanan di tempat latihan Kalanchak, Kherson, Ukraina, Sabtu (12/2/2022). Foto: Irakli Gedenidze/Reuters

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit tentang pengakuan wilayah Kherson dan Zaporizhzhia pada Kamis (29/9) waktu setempat. Kedua wilayah itu sebelumnya menggelar referendum.

Dengan adanya dekrit itu, artinya Kherson dan Zaporizhzhia menjadi wilayah independen dan bebas dari Ukraina. Rusia akan melancarkan serangan jika dua wilayah itu diusik oleh Ukraina termasuk Barat.

Kremlin mengatakan, Putin telah mengakui kedua wilayah tersebut sebagai wilayah independen. Rencananya, Putin akan mengumumkan hasil referendum hari ini.

“Putin telah mengakui kedua wilayah tersebut sebagai wilayah independen. Ini adalah langkah yang diperlukan sebelum Putin dapat melanjutkan rencana untuk mengumumkan pada hari Jumat bahwa wilayah tersebut adalah bagian dari Rusia,” kata Kremlin dikutip dari Reuters.

Sebenarnya ada 4 wilayah Ukraina yang melakukan referendum terdiri dari Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia. Namun Donetsk dan Luhansk sudah lebih dahulu diakui kemerdekaannya oleh Putin.

Meski mendapatkan banyak kecaman bahkan sanksi dari negara-negara lain, Rusia tetap tidak menghiraukan hal tersebut dan tetap melanjutkan pencaplokan wilayah-wilayah tersebut.

Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan para pemimpin parlemen di Moskow, Rusia. Foto: Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS

Putin Ancam akan Gunakan Nuklir jika Wilayah Referendum Diusik

Putin menegaskan, tidak akan segan untuk menggunakan senjata nuklir untuk merebut kembali keempat wilayah tersebut.

"Menyelamatkan orang-orang di semua wilayah referendum ini diadakan adalah hal yang paling penting dalam pikiran kami dan menjadi fokus perhatian seluruh masyarakat dan negara kami," kata Putin dikutip dari Reuters, Rabu (28/9).

Peringatan penggunaan nuklir juga ditegaskan oleh Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev.