Lipsus Dua Babak Brigadir Yosua- Putri Candrawathi

Putri Candrawathi dan Misteri Magelang di Sepanjang Kasus Sambo (2)

31 Oktober 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Delapan hari pasca-pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat pada 8 Juli, Ketua Komnas Perempuan Andy Yentriyani menemui istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, di kediamannya, Jalan Saguling, Jakarta Selatan. Pertemuan sore itu ikut dihadiri LPSK serta psikolog dan kuasa hukum Putri.
Yentry berupaya menggali informasi dugaan pelecehan seksual oleh Brigadir Yosua terhadap Putri Candrawathi. Yentry menggenggam tangan Putri, tapi tak ada reaksi apa pun darinya. Putri terus menangis.
Genggaman tangan Putri juga tidak berubah meski suaminya, Ferdy Sambo, bolak-balik masuk ke kamar untuk mengecek. Pertemuan berlangsung sekitar 1 jam, namun Komnas Perempuan belum bisa memastikan kebenaran peristiwa pelecehan seksual.
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Putri Candrawathi tiba di lokasi sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Rabu (26/10/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
“Saya tidak punya kemampuan mengenali apakah seseorang [menjadi] korban kekerasan seksual atau bukan hanya dengan bergenggaman tangan,” kata Yentri kepada kumparan, Jumat (28/10).
Setelah pertemuan 16 Juli itu, Komnas Perempuan kembali menemui Putri pada medio Agustus. Saat pertemuan itulah, Putri mulai terbuka dan menceritakan apa yang dialami di Magelang.
Dari pertemuan itu, Komnas Perempuan meyakini bahwa Putri menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh Yosua. Sehingga Komnas Perempuan -juga Komnas HAM- meminta Polri untuk menindaklanjuti dugaan pelecehan seksual tersebut.
“Sebagai istri dari seorang petinggi Kepolisian pada usia menjelang 50 tahun, memiliki anak perempuan serta takut pada ancaman dan menyalahkan diri sendiri sehingga lebih baik mati, ini disampaikan [Putri] berkali-kali," kata Andy saat konferensi pers di Kantor Komnas HAM, 1 September.
Lantas bagaimana detail peristiwa yang sebenarnya terjadi di Magelang versi Putri?
kumparan mendapat dokumen hasil pemeriksaan psikologi forensik yang di dalamnya terdapat cerita detail Putri yang mengaku mengalami pelecehan di lantai 2 rumah Cempaka Residence Blok C3 Mertoyudan, Magelang pada 7 Juli 2022.
Dari dokumen setebal 150 halaman lebih itu, Putri bercerita awalnya ia bangun siang sekitar pukul 12.00 WIB pada 7 Juli. Saat itu, Putri mengaku sedang tidak enak badan. Ia kurang fit karena mengurus anak ketiganya yang baru saja diterima di Taruna Nusantara, serta selalu terpikir kondisi anak perempuannya ketika di sekolah.
Ferdy Sambo bersama Putri Candrawathi saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir Yosua di rumah dinasnya, di Jalan Duren Tiga Barat, Jakarta Selatan, Selasa (30/8/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
“Putri mengatakan ia khawatir karena anaknya perempuan dan baru kali ini pisah dengannya,” tulis laporan psikologi forensik berdasarkan informasi Putri.
Setelah bangun siang, Putri beranjak ke lantai bawah untuk makan. Tak lama ia kemudian naik kembali ke lantai atas untuk beristirahat. Saat Putri sudah merasa tertidur, tiba-tiba ia mendengar suara pintu kamarnya dibuka. Ia tetap terbaring lemah. Beberapa saat kemudian, Putri kaget terbangun karena bajunya terbuka.
Dalam dokumen tersebut, Putri menggambarkan bagaimana Yosua melecehkannya, termasuk menyentuh beberapa organ intimnya.
Tidak dijelaskan berapa lama peristiwa itu terjadi. Yang jelas, ketika terdengar suara dari lantai bawah, Yosua meminta tolong sambil memakaikan pakaian Putri. Yosua menutup pintu kamar karena ketakutan. Ia membangunkan Putri untuk keluar kamar dan menghalau orang dari lantai bawah agar tidak naik ke atas.
“Saya ga mau, saya pusing, dia angkat saya, bilang Ferdy saya bunuh, kamu sama anak-anak. Kemudian saya dibanting dan diangkat lagi,” kata Putri dalam dokumen tersebut.
Suara yang didengar Yosua itu adalah sopir pribadi Kuat Ma'ruf dan Asisten Rumah Tangga (ART) Susi yang saat itu sedang bersantai di lantai 1. Kuat bermain HP, sedangkan Susi duduk di anak tangga.
Yosua disebut terus menyuruh Putri untuk keluar kamar. Saat ingin keluar, Putri mengaku terduduk jatuh di depan kamar mandi. Sementara Yosua langsung turun ke bawah.
Ketika menceritakan peristiwa tersebut kepada psikolog forensik, Putri menangis dan berkata “Yosua kejam bu, perbuatan ke saya. Saya mati, saya takut sekali. Gara-gara dia ulang tahun perkawinan saya…”
Putri merasa kejadian pelecehan itu menimpanya sekitar sore hari. Sedangkan menurut keterangan Kuat, peristiwa itu terjadi malam hari.
Peristiwa itu lantas diketahui Susi, yang segera naik dan menemukan majikannya dalam keadaan tak berdaya di lantai. Susi segera memanggil Kuat, dan marahlah Kuat. Susi dan Kuat kemudian mengangkat Putri ke tempat tidur. Kuat mendengar Putri berkata "At sabar ya, At sabar, Yosua sadis,”
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua, Kuat Ma'ruf, usai jalani sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jakarta, Kamis (20/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kuat pun meminta Putri menghubungi Sambo. Kemudian Yosua datang ke kamar dan menangis, sembari mengatakan ke Kuat ‘Om bisa kujelaskan, bisa kujelaskan,”. Ketika Kuat meminta Yosua menjelaskan apa yang dilakukannya terhadap Putri, Yosua justru pergi. Putri lalu meminta Kuat untuk tenang.
“Pak jangan ribut-ribut, malu, tenang, tenang,” ucap Putri masih melalui dokumen resmi itu.
Saat itu, Putri juga menelepon Richard yang berada di luar rumah untuk segera kembali bersama Ricky. Setiba di rumah, Ricky dan Richard langsung menemui Putri di kamarnya. Putri kemudian meminta Ricky untuk memanggil Yosua.
Terdakwa kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua, Putri Candrawathi memasuki ruangan untuk mengikuti sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Namun sebelum memanggil Yosua, Ricky terlebih dahulu mengamankan senjata milik Yosua di kamar dan memindahkannya ke kamar lain. Ricky berinisiatif mengamankan senjata lantaran melihat ada konflik antara Kuat dan Yosua. Setelahnya, Ricky memanggil Yosua yang berada di depan rumah tetangga.
Mulanya Ricky bertanya kepada Yosua apa yang sebenarnya terjadi, namun dijawab “Gak tahu bang, kenapa Kuat marah-marah sama saya?”. Ricky kemudian mengajak Yosua masuk karena dipanggil Putri.
Yosua sempat enggan masuk karena khawatir ada Kuat. Tetapi Ricky meyakinkan tidak akan terjadi apa-apa, dan Yosua akhirnya mau masuk menemui Putri. Sesampainya di kamar, Putri mengizinkan Yosua masuk. Ia bersama yang lain menunggu di luar, di depan pintu kamar yang terbuka. Ia tak mengetahui apa yang dibicarakan Putri dengan Yosua, tetapi menurut Ricky pertemuan itu sekitar 15 menit.
Putri dan para ajudan Sambo. Foto: Dok. Istimewa
Menurut Putri, saat itu ia berkata kepada Yosua bahwa telah memaafkan perbuatannya, namun Yosua harus berhenti sebagai ajudan. Putri ketika itu melihat Yosua menangis dan meminta maaf.
Setelah kejadian itu, Putri mengadu kepada Sambo bahwa dirinya takut dengan Yosua. Ia ingin kembali ke Jakarta. Padahal, Putri masih ingin tinggal lebih lama di Magelang, sampai anak ketiganya bisa beradaptasi di sekolah.
“Saya pengen di situ (Magelang), tapi saya takut,” ujar Putri dalam dokumen.
Malam harinya, Putri tetap tinggal di rumah bersama beberapa ajudannya itu, termasuk Yosua. “Sesungguhnya saya enggak mau ribut-ribut,” kata Putri waktu itu.
Menurut dokumen tersebut, tidak ada satu pun saksi yang melihat kejadian saat pelecehan seksual terjadi. Kuat hanya mengetahui sesaat setelah kejadian yang membuatnya menuju kamar Putri.
Sementara Susi, sebelum kejadian, hanya melihat pintu kayu di kamar Putri terbuka sedikit. Ia menutupnya, lantas turun dan bersantai di anak tangga. Dokumen tersebut, tak menjelaskan apakah Susi mendengar suara atau keributan dari kamar Putri, sampai ia naik dan menemukan Putri dalam keadaan tak berdaya.
Cerita pelecehan seksual itulah yang disampaikan Putri kepada Sambo setiba di Jakarta. Cerita itu yang menyulut emosi Sambo hingga akhirnya merencanakan pembunuhan Yosua di rumah dinasnya.
“Cerita PC yang menstimulus FS marah. Pertanyaannya ceritanya apa? apakah ceritanya benar atau enggak?” kata Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi.
Terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua, Putri Candrawathi menuju ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Sebelum peristiwa dugaan pelecehan seksual yang terjadi di Magelang, hubungan antara Putri dan Yosua memang terlihat akrab. Hal ini diperkuat oleh foto-foto yang memperlihatkan aktivitas mereka berdua. Misalnya, pada saat beredar foto selfie bersama ajudan yang lain. Putri terlihat memegang tangan Yosua laiknya hubungan yang dekat.
Lalu ada lagi foto yang beredar memperlihatkan adanya Yosua menyetrika baju diduga milik anak Putri. Yosua yang mengenakan kaus warna abu-abu itu tertangkap melalui kamera ponsel milik Putri. Putri mengirim foto tersebut sambil menuliskan “kakaknya rajin bangettttt….luar biasa sampai nyetrika luwes bagetttt,” tulis pesan yang dikirim melalui WhatsApp tersebut.
Bharada Richard Eliezer mengakui adanya kedekatan antara Putri dan Yosua sejak awal ia bekerja menjadi ajudan Sambo. “Karena Yosua adalah ADC tunggal [Putri],” ucap Richard dalam dokumen psikologi forensik itu.
Ajudan lainnya juga melihat hal serupa. Menurut Ricky sejak 2022, Yosua menjadi ajudan yang paling percaya diri. Yosua mengetahui apa-apa yang disukai Putri.
Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo bersama istri, Ny Putri Sambo. Foto: Instagram/@divpropampolri
Putri mengakui hubungannya dengan ajudannya laiknya ibu dan anak. Putri memperlakukan sopir hingga ART seperti keluarga sendiri. Kedekatan ini juga yang dirasakan keluarga Yosua di Jambi. Saat Yosua pulang kampung ke Jambi, Putri meminta oleh-oleh durian.
“Dia packing sebagus mungkin. Dia kasih kopi biar aromanya [Durian] tidak semerbak di pesawat,” pengacara keluarga Yosua, Nelson Simanjuntak.
Guru Besar Psikologi UGM, Prof Koentjoro, menyatakan dalam hubungan antara atasan dan bawahan, kebaikan seringkali disalahartikan. Apalagi jika salah satu pihak merasa kurang diperhatikan pasangannya.
“Kebaikan-kebaikan itu bisa disalahartikan,” ucap Koentjoro.
Pelecehan Seksual di Magelang ‘Misterius’
Meski Putri menceritakan detail pelecehan seksual yang dialaminya, tetapi peristiwa yang terjadi di lantai 2 rumah Magelang itu masih terasa janggal. Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi menyatakan, jika Putri melaporkannya ke polisi sejak berada di Magelang, kebenaran apakah ada pelecehan seksual atau tidak lebih mudah dibuktikan.
“Potensi dibuktikan secara saintifik sangat besar. Pertama di badan dan pakaian PC apakah ada jejak-jejak Yosua, kemudian di badan dan pakaian Yosua ada jejak PC atau tidak.. Di barang, benda-benda sekitar kamar ada jejak Yosua tidak. Tapi itu tidak dilakukan, kenapa?” kata Edwin pada kumparan, Kamis (27/10).
Dalam pemeriksaan psikologi forensik, Putri sempat ditanya mengenai pakaian yang ia gunakan saat peristiwa dugaan pelecehan. Namun baju itu sudah dicampur dengan pakaian lainnya.
"Saya masukkan pakaian kotor waktu mau pulang," kata Putri dalam dokumen itu.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu saat ditemui di Kantornya, Ciracas, Jaktim, Senin (31/1/2022). Foto: Abdul Latif/kumparan
Selain itu, tak lama setelah pelecehan, Putri disebut sempat memaafkan Yosua. Pengakuan Putri ini dinilai sulit dipahami. Sebab, kerap kali korban pelecehan seksual enggan bertemu apalagi memaafkan pelaku dengan mudah di saat yang bersamaan. Sering kali korban pelecehan seksual butuh waktu yang lebih lama untuk bisa menerima ataupun memaafkan pelaku.
Selain itu, menurut Edwin, pelaku kekerasan seksual biasanya memastikan tidak ada orang lain di lokasi. Sementara saat pelecehan terjadi, di rumah tersebut ada Kuat dan Susi.
“Yang punya rumah jenderal, terduga pelakunya brigadir, rentang kepangkatannya jauh sekali. Apalagi kalau dilihat struktur komando sangat menentukan kepatuhan. Ada orang yang dipercaya, bawahan, untuk mengawal istrinya selama bertahun-tahun, kemudian melakukan itu [pelecehan], itu sulit dipahami,” jelas Edwin.
Edwin yakin Sambo adalah seorang jenderal yang dapat memilih ajudan siapa saja yang dipercaya untuk menjaga keluarganya. Jika memang dalam perjalanannya ternyata ajudan tersebut dinilai tidak sopan, seharusnya Sambo bisa langsung memecatnya.
“Pertanyaannya memang Pak Sambo bisa abai atau selalai itu memilih ADC? kemudian melakukan sesuatu kepada istrinya, apalagi dia mempercayakan untuk jadi ADC dan driver istrinya. Tentu FS sudah punya CV atau rekam jejak Yosua di kepalanya seperti apa,” tegas Edwin.
Salah satu poin penting dalam analisa Edwin adalah pengakuan Putri saat rekonstruksi peristiwa pelecehan seksual di Magelang. Melalui pengakuan Ricky, Putri sempat bertanya keberadaan Yosua. Padahal dalam kasus kekerasan seksual yang biasa terjadi, seorang korban jarang mencari pelaku.
“Buat seorang perempuan karena menyangkut kehormatannya, kok, bertanya tentang pelaku dan masih bisa bertemu dengan pelakunya, itu sulit dipahami, itu membuat keyakinan kami [LPSK] terhadap peristiwa itu makin luntur,” ucap Edwin.
Upaya Meringankan Hukuman Putri
Kuasa hukum keluarga Yosua, Nelson Simanjuntak, tidak mengetahui secara pasti peristiwa pelecehan di Magelang. Ia enggan berkomentar soal itu. Yang ia tahu, dugaan pelecehan seksual sudah ditutup, karena laporan Putri dihentikan Bareskrim Polri.
Pengacara Keluarga Brigadir Yosua, Nelson Simanjuntak. Foto: Muthia Firdaus/kumparan
Ia menduga ada upaya untuk membenarkan adanya pelecehan seksual di Magelang bertujuan untuk meringankan hukuman Putri agar lolos dari jerat Pasal 340 KUHP, yang ancamannya hukuman mati.
Apalagi dalam beberapa waktu terakhir, beredar video diduga salah seorang ajudan Sambo bernama Damson. Dalam video tersebut, Damson menyebut Yosua kerap pergi berpesta ke klub malam, minum alkohol, dan berpesta bersama perempuan. Namun, Nelson membantah semua keterangan yang menyudutkan Yosua itu.
“[Ancaman] hukuman mati ini mau diubah ubah jadi hukuman biasa,” tutup Nelson.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten