Putri Gus Dur: NU Harus Kembalikan Islam yang Ramah ke Indonesia

26 Oktober 2018 14:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alissa Wahid. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Alissa Wahid. (Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan)
ADVERTISEMENT
Putri Gus Dur, Alissa Wahid menyampaikan bahwa NU memiliki pekerjaan rumah untuk umat Islam di Indonesia. NU harus mengembalikan Islam Wasathiyah sebagai mainstream Islam Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Jadi dari dulu yang namanya orang Islam di Indonesia banyak dipraktikkan Muhammadiyah dan NU. Islam yang hidup di tanah heterogen,” jelas Alissa di sela-sela the 2nd Global Unity Forum di Yogyakarta, Jumat (26/10).
Kemudan Alissa mencontohkan apa yang sering disampaikan oleh Gus Mus di mana kelompok-kelompok Islam yang tidak ikut memerdekakan Indonesia itu menawarkan cara berpikir yang berbeda yang ekslusif.
“Karena mayoritas, (kelompok-kelompok itu) jadi (merasa) lebih berhak. Nah itu harus dikembalikan ke semangat Indonesia. Mengembalikan Islam yang ramah, bukan Islam yang marah itu kata Gus Dur,” bebernya.
Alissa juga menyampaikan bahwa the 2nd Global Unity Forum oleh GP Ansor merupakan forum untuk membanguan ruang-ruang bangsa. Apalagi agama sangat mudah digunakan untuk mendorong semangat ekslusifitas seperti menganggap kelompok sendiri yang terbaik dan yang lain merupakan musuh
ADVERTISEMENT
“Itu ketika bertemu superioritas merasa lebih tinggi merasa lebih berhak atas tanah bumi udara yang kita hirup itu kemudian membawa sikap-sikap kebencian dan permusuhan,” wanti-wanti Alissa.
Menurutnya, apa yang dilakukan GP Ansor dalam kegiatan ini adalah salah satu wujud pengamalan warisan pemikiran yang ditinggalkan oleh sesepuh Nu dan Kiai.
“Bahwa Kiai Ahmad Siddiq salah satu kiai NU pada tahun 80-an beliau secara khusus dan tegas menyampaikan bahwa seorang muslim di Indonesia ketika ingin menegakkan Islam rahmatan lil alamin maka dia harus menegakkan 3 ukhuwah secara bersamaan,” teganya.
Yang pertama ialah ukhuwah Islamiyah yaitu persaudaraan sesama umat muslim. Kedua ukhuwah wathaniyah yaitu persaudaraan sesama bangsa Indonesia. Dan yang ketiha ukhuwah basyariah atau Insaniyah yaitu persaudaraan antar manusia.
ADVERTISEMENT
“Kita tahu tiga hal ini di Indonesia sedang menghadapi tantangan. Ukhuwah Islamiyah saja kita banyak persoalan di dalam internal masyarakat Muslim. Klaim bahwa (kelompok tertentu) yang paling islam dan yang lain harus diislamkan atau yang lain kurang Islam itu banyak yang terjadi,” cetusnya.
Pihaknya pun menegaskan bahwa menolak Islam dihadikan senjata politik baik oleh kelompok Islam maupun kelompok non Islam.