Putri Mako dari Jepang Tunda Pernikahannya dengan Pria Biasa

7 Februari 2018 10:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Mako dan Kei Komura (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
ADVERTISEMENT
Putri Mako dari Kekaisaran Jepang mengumumkan penundaan pernikahannya dengan seorang pria dari kalangan rakyat biasa, Kei Komuro. Keputusan Mako ini memicu spekulasi soal rumor yang beredar di media Jepang soal masalah ekonomi keluarga Komuro.
ADVERTISEMENT
Menurut media Jepang, Japan Today, Badan Rumah Tangga Kekaisaran mengumumkan pernikahan Mako dan Komuro yang sedianya diadakan pada November mendatang akan ditunda setidaknya dua tahun. Upacara pertunangan yang resminya akan digelar pada awal Maret juga akan ditunda.
Pernikahan keduanya akan digelar pada 2020, setahun setelah Kaisar Akihito turun takhta pada 30 April 2019. Rencananya kaisar berusia 84 tahun itu akan menyerahkan Mahkota Krisantemum kepada Putra Mahkota Naruhito pada 1 Mei 2019.
Tidak diberikan tanggal pasti kapan pernikahan itu akan dilangsungkan.
Penundaan pernikahan ini memunculkan rumor yang mengaitkannya dengan pemberitaan tabloid soal ibunda Komuro yang meminjam uang dari kekasihnya untuk pembayaran sekolah putranya itu.
Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Mako dan Kei Komuro (Foto: REUTERS/Shizuo Kambayashi/Pool)
Namun pihak istana membantahnya. Mako dalam tulisannya kepada media Jepang mengatakan penundaan dilakukan karena mereka butuh waktu lebih banyak untuk melakukan persiapan resepsi dan kehidupan setelahnya.
ADVERTISEMENT
"Kami menyadari kurangnya waktu melakukan persiapan yang memadai untuk berbagai acara pernikahan kami tahun ini dan kehidupan setelahnya. Kami sadar semuanya terlalu terburu-buru," kata cucu tertua Akihito ini.
Berdasarkan peraturan kekaisaran, Mako yang menikahi warga biasa akan kehilangan gelarnya. Sesudah menikahi Komuro yang bekerja di sebuah firma hukum, putri berusia 25 tahun itu akan kehilangan keistimewaannya sebagai keluarga kaisar, termasuk pemasukan dari negara.
Istana Jepang telah meminta dana 150 juta yen atau lebih dari Rp 18,5 miliar dari anggaran negara tahun fiskal 2018 untuk membiayai kehidupan Mako setelah meninggalkan kekaisaran.
Mako bukan satu-satunya anggota kekaisaran Jepang yang menanggalkan gelar demi pria tercinta. Sebelumnya bibi Mako, Sayako, juga melakukan hal yang sama setelah menikahi warga biasa, Yoshiki Kuroda, pada 2005.
ADVERTISEMENT