Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Putri Rodrigo Duterte Dilantik Jadi Wakil Presiden Filipina
20 Juni 2022 15:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Pelantikan berlangsung pada Minggu (19/6/2022) di kampung halaman Duterte di Davao. Sara akan resmi menjabat pada 30 Juni mendatang.
"Saya bukan orang terbaik atau terpintar di Filipina dan dunia, tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan ketangguhan hati saya sebagai orang Filipina," kata Sara dengan mengenakan gaun tradisional hijau, dalam sebuah pidato setelah diambil sumpahnya.
“Suara 32,2 juta orang Filipina sangat lugas dan jelas dengan pesan untuk mengabdi pada tanah air kita,” sambung dia, merujuk pada jumlah suara yang didapatnya.
Dalam pidatonya Sara menyerukan persatuan nasional dan pengabdian kepada Tuhan. Dia pun meminta orang Filipina untuk meniru patriotisme pahlawan nasional Filipina, Jose Rizal.
Tak hanya itu, anak kedua Duterte itu juga mengutip penyakit sosial lama yang dihadapi anak-anak Filipina. Termasuk kemiskinan, keluarga berantakan, obat-obatan terlarang, intimidasi dan kesalahan informasi online.
ADVERTISEMENT
Dia meminta orang tua untuk menanamkan nilai-nilai integritas, disiplin, menghormati orang lain, dan kasih sayang ke dalam diri mereka.
“Hari-hari ke depan mungkin penuh dengan tantangan yang menuntut kita untuk lebih bersatu sebagai bangsa,” tambah wanita yang akrab disapa Inday Sara oleh para pendukungnya.
Kemenangan Marcos-Sara dan Kekhawatiran Pemerhati HAM
Terpisah dengan upacara pelantikan Sara, presiden terpilih Ferdinand Marcos Jr, akan mengambil sumpahnya di Manila pada 30 Juni 2022. Marcos merupakan senama mendiang pemimpin Filipina, Ferdinand Marcos Sr.
Marcos dan Sara mencetak kemenangan telak, dengan margin luar biasa yang tidak terjadi dalam beberapa dekade. Mereka telah membentuk aliansi penting dan menjalankan pesan persatuan yang juga membantu banyak sekutu memenangkan kursi di posisi legislatif dan pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Kemenangan mereka telah membuat khawatir kelompok sayap kiri dan hak asasi manusia karena pasangan itu gagal untuk mengakui kekejaman hak asasi manusia yang terjadi di masa pemerintahan ayah mereka.
Ribuan penentang senior Marcos menderita penganiayaan selama era brutal (1972-1981) darurat militer. Nama keluarga Marcos telah identik dengan penjarahan, kronisme dan hidup mewah, dengan miliaran USD kekayaan negara menghilang.
Sementara itu, kepresidenan Rodrigo Duterte telah ditandai dengan kampanye anti-narkoba brutal yang menyebabkan ribuan tersangka kecil ditembak mati oleh polisi atau warga. Pembunuhan narkoba sedang diselidiki oleh Pengadilan Kriminal Internasional sebagai kemungkinan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sara dan Politik
Meski menduduki puncak survei pra-pemilihan untuk presiden tahun lalu, Sara menolak seruan ayah dan pendukungnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden. Meski begitu dia tidak mengesampingkan pencalonan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Selain wakil presiden, Sara telah setuju untuk menjabat sebagai Menteri Pendidikan. Sebelumnya dia dipersiapkan untuk mengepalai Departemen Pertahanan Nasional sebagai batu loncatan tradisional untuk kepresidenan.
Sara pun memulai karier politik di wilayah Davao. Pada 2007, Sara berhasil menduduki kursi wakil wali kota. Saat itu, sang ayah Rodrigo menjabat wali kota.
Pada 2010 karier Sara semakin melonjak. Saat itu, Sara Sukses menduduki kursi Wali Kota Davao. Jabatan itu kembali diembannya pada 2016.
Setelah meninggalkan kursi wali kota karena terpilih jadi Wapres, posisi kepala daerah itu akan diduduki salah satu putra Duterte, Sebastian. Putra lainnya, Paolo berhasil memenangkan salah satu kursi di parlemen Filipina.