Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Rakyat Iran berkabung atas tewasnya Jenderal Qassem Soleimani. Pemakamannya pun dihadiri oleh puluhan ribu orang yang berduka.
ADVERTISEMENT
Mewakili keluarga, putri Soleimani, yaitu Zainab Soleimani, menyampaikan pidatonya. Zainab mengenal ayahnya sebagai ayah yang penuh kasih dan baik hati, baik untuk istri dan anak-anaknya.
"Lebih dari 40 tahun lamanya ayah saya berada dalam bahtera Asyura, bertempur melawan musuh dengan gagah berani demi mengharapkan kesyahidan," kata Zainab dalam sebuah siaran TV yang menyiarkan pemakaman Soleimani.
Tidak hanya itu, Zainab juga mengenah ayahnya sebagai sosok yang memiliki visi dan strategi besar, khususnya ketika berhadapan dengan musuh.
"Dalam medan pertempuran, kecintaannya kepada syahadah selalu mendorongnya untuk maju ke front terdepan. Keyakinannya kepada Allah membuat musuh yang kuat sekalipun menjadi lemah dalam pandangannya," tuturnya.
Menurut Zainab, ayahnya telah membuat banyak pihak takut, di antaranya para penindas, tiran, dan kaum takfiris. Bahkan ayahnya pun tak gentar melawan zionisme, takfirisme, dan kaum imperialis.
ADVERTISEMENT
"Hari ini, pemikiran dan jihad ayahku telah memperoleh kemenangan. Dunia telah memahami pesan, pemikiran jihad ayahku telah mengubah front perlawanan menjadi mazhab pemikiran dan memperoleh kemenangan," tuturnya.
"Dunia telah memahami pesan pemikiran jihad Soleimani hingga kekuatan imperialisme, zionisme, dan takfirisme terlihat begitu hina," lanjutnya lagi.
Zainab menyebut kematian Soleimani menunjukkan persatuan antara Iran dan Irak. Yaitu dengan kebencian terhadap AS.
"Sebagaimana yang ayah saya katakan, hei Trump penjudi, upaya licikmu untuk pemisahan kedua negara, Iran dan Irak, betul-betul keliru secara strategis. Ketika kamu menumpahkan darah dari dua mujahid agung, maka darah dari Abu Mahdi dan Haj Qassem justru tercampur. Iran dan Irak kini malah disatukan oleh sejarah, dipersatukan oleh kebencian abadi mereka terhadap Amerika Serikat," tegasnya.
Zainab juga menegaskan kepada Trump bahwa kematian Soleimani bukanlah akhir dari segalanya.
ADVERTISEMENT
"Hei, Trump yang gila. Kau adalah simbol kebodohan karena mau saja jadi boneka zionis. Jangan berpikir dengan syahadah ayah saya segalanya selesai," tegasnya.
"Saya dan semua anak ayah saya bersumpah kami akan melanjutkan kehidupan dengan kenangan dan kebaikan ayah kami, dengan rezeki yang Allah berikan. Kami bersumpah untuk menjaga kemarahan kami kepada orang-orang zalim di bawah perintah Wali Faqih," pungkasnya.