Putu Curhat ke Pacar Sering Dianiaya Senior STIP Jakarta Sebelum Tewas

10 Mei 2024 10:38 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Jenazah taruna STIP yang tewas dianiaya senior tiba di RSUD Klungkung, Bali, Minggu (5/5/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah taruna STIP yang tewas dianiaya senior tiba di RSUD Klungkung, Bali, Minggu (5/5/2024). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika, tewas akibat dianiaya seniornya pada Jumat (3/5) lalu. Rupanya, sebelum insiden itu terjadi, Putu pernah mengalami penganiayaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkapkan pengacara keluarga Putu, Tumbur Aritonang. Ia memperlihatkan tangkapan layar percakapan Putu dengan kekasihnya.
"Betul (Putu pernah curhat ke pacarnya soal dianiaya senior)," kata Tumbur saat dikonfirmasi, Jumat (10/5).
Dalam percakapan itu, Putu mengaku kepada kekasihnya bahwa seniornya sering mengincarnya. Putu juga sempat membagikan foto bagian tubuhnya yang memar akibat penganiayaan tersebut.
Tangkapan layar percakapan Taruna STIP Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika, sebelum tewas. Foto: Dok. Istimewa
"(Isi percakapannya) 'Ada aja aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan, sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," ungkap Tumbur.
Dalam kasus tewasnya Putu, polisi telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka. Para tersangka itu merupakan senior satu tingkat di atas Putu yang bernama Tegar Rafi Sanjaya, KAK, WJP, dan FA.
Tegar merupakan pelaku utama yang melakukan pemukulan hingga membuat Putu tewas. Sementara yang lain, berperan memprovokasi saat penganiayaan terjadi.
ADVERTISEMENT
Menhub Hapus Atribut Kepangkatan di STIP
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kiri) mengamati sebuah foto almarhum Putu Satria Ananta Rustika yang diletakan di sepeda motor saat berkunjung ke rumah duka di Desa Gunaksa, Klungkung, Bali, Kamis (9/5/2024). Foto: Nyoman Hendra Wibowo/ANTARA FOTO
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menyatakan bakal menghilangkan atribut kepangkatan untuk memutus rantai senioritas di STIP.
Keputusan ini buntut tewasnya Putu pada Jumat (3/5) lalu.
"Atribut ini juga membuat adanya gap senior dan junior oleh karenanya serta merta minggu depan semua atribut kita hilangkan," kata Budi saat melayat ke rumah korban di Desa Gunaksa, Kabupaten Klungkung, Bali, Kamis (9/5).
Budi juga akan mengubah ketentuan pemakaian seragam di sekolah kedinasan di bawah naungan Kementerian Perhubungan tersebut. Warga seragam akan dibuat warna putih, batik, dan lainnya.
Mahasiswa atau taruna-taruni tingkat II tidak lagi diwajibkan untuk tinggal di asrama. Mereka akan tinggal di rumah kos yang dekat dengan kampus.
ADVERTISEMENT