Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
PVMBG: Ada 40 Titik Lokasi Rawan Longsor di Bogor
6 Februari 2018 16:16 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB

ADVERTISEMENT
Kabupaten dan Kota Bogor menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang ditetapkan sebagai kawasan rawan longsor. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan ada 40 titik di Kabupaten Bogor yang masuk zona merah rawan pergerakan tanah.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto mengatakan, Kabupaten Bogor memilki topograpis perbukitan dan pegunungan dengan lereng yang terjal. Dalam kondisi tersebut, ditambah curah hujan yang tinggi, sejumlah titik di Kabupaten Bogor rawan dengan bencana pergerakan tanah.
"Badan Geologi setiap bulan mengirimkan prakiraan potensi gerakan tanah per satu bulan ke depan. Kebetulan yang kemarin terjadi di Puncak, tepat pada peta kawasan menegah sampai tinggi rawan bencana," ujar Agus saat menggelar konferensi pers di Kantor PVMBG, Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, Selasa (6/2).

Berdasarkan situs vsi.esdm.go.id, wilayah di Kota dan Kabupaten Bogor yang rawan akan pergerakan tanah pada Februari 2018 yakni: daerah Babakan Madang, Bojonggede, Caringin, Cariu, Ciampea, Ciawi, Cibinong, Cubungbulang, Cigombong, Cigudeg, Cijeruk, Cileungsi, Ciomas, Cisarua, Ciseeng, Citeureup, Dramaga, Gunung Putri, Gunung Sindur, Jasinga, Jonggol, Kemang, Klapanunggal, Leuwi Liang, Leuwi Sadeng, Mega Mendung, Nangguang, Pamijahan, Parung, Parung Panjang, Rancabungur, Rumpin, Sukajaya, Sukamakmur, Sukaraja, Tajur Halang, Tamansari, Tanjung Sari, Tenjo dan Tenjo Laya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah titik tersebut masuk ke zona merah yang artinya memilki potensi pergerakan tanah dari menengah hingga tinggi. Selain itu, di sejumlah titik tersebut juga berpotensi diterjang banjir bandang dan rob.
Agus mengatakan, 40 titik tersebut dinilai memilki topograpi lereng dan bukit yang terjal. Selain itu, wilayah tersebut terdapat pemotongan kereng yang diakibatkan perilaku manusia.
"Yang merah ini belum tentu terjadi (pergerakan tanah) sekarang. Tapi itu berdasrakan batuan dan lereng yang rawan," kata Agus.
