PWNU Jakarta Ungkap 5 Pemuda Nahdliyin ke Israel Tak Dapat Untung: Malah Nombok

16 Juli 2024 16:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Foto pertemuan lima tokoh Nahdliyin dengan Presiden Israel, Isaac Herzog. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta, Syamsul Ma'arif, mengaku tidak mengetahui nama NGO yang memberangkatkan kelima tokoh muda Nahdliyin ke Israel.
ADVERTISEMENT
"[Nama NGO] Itu yang saya tidak tahu persis ya. Karena tadi saya kebetulan terlambat jadi tidak mengikuti komentarnya temen-temen [pengurus PBNU] itu," kata Syamsul di Plaza PBNU, Jakarta, Selasa (16/7).
Kelima pemuda itu adalah dari PWNU Banten Sukron Makmun, Dosen Unusia Zainul Maarif, Sekum Pagar Nusa Munawir Aziz, PP Fatayat NU Nurul Bahrul Ulum dan Izza Annafisah Dania.
Kembali ke Syamsul. Ia mengungkapkan, lima tokoh muda Nahdliyin yang berangkat ke Israel tidak mendapatkan keuntungan dari kunjungan tersebut. Sebaliknya, mereka justru mengeluarkan biaya pribadi untuk perjalanan tersebut.
"Jadi mungkin dia ingin menyatakan bahwa ada tuduhan orang 'oh ini dapat keuntungan besar dong kan, apalagi Israel', tapi ternyata menurut cerita itu, dia sebagian malah nombok," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Syamsul juga menekankan, pihaknya tidak mengetahui siapa yang menjadi penyandang dana dari kunjungan tersebut.
"Makanya itu yang ya ndak tahu ya kita yang sebetulnya siapa penyandang dananya," terang dia.
Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya (ketiga dari kiri) dalam jumpa pers, Selasa (16/7/2024) terkait pertemuan 5 pemuda NU dengan Presiden Israel. Foto: Youtube/TVNU Televisi Nahdlatul Ulama
Ketika ditanya apakah permintaan untuk berkunjung datang dari pihak Israel, Syamsul menjelaskan bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi mengingat Israel memiliki berbagai cara untuk mendapatkan simpatisan.
"Namanya zionis dengan berbagai macam cara dapat simpatisan. Salah satunya ya yang cukup anulah, mungkin NU dianggap organisasi besar," ujar Syamsul.
Ia juga menambahkan bahwa pihak Israel mungkin tidak mengetahui latar belakang dari lima pemuda tersebut, apakah mereka pengurus NU atau bukan.
"Mereka tidak tahu ini pengurus atau bukan. Ini siapa," pungkas dia.