PWNU Jatim Tak Undang Menag untuk Hadiri Puncak Peringatan Hari Santri

24 Oktober 2019 22:40 WIB
comment
8
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdusalam Sokhib (tengah) usai konferensi pers Santri Culture Night Festival di PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (24/10). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, KH Abdusalam Sokhib (tengah) usai konferensi pers Santri Culture Night Festival di PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (24/10). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
Puncak Hari Santri Nasional PWNU Jawa Timur bakal digelar pada Minggu (27/10). Gelaran Hari Santri tersebut bakal dimeriahkan dengan Santri Culture Night Festival dengan parade ribuan santri.
ADVERTISEMENT
Gelaran parade tersebut akan dihadiri oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan sejumlah pejabat lainnya. Namun, PWNU Jawa Timur tidak mengundang Menteri Agama Fachrul Razi. Alasannya, undangan tersebut hanya untuk pejabat negara yang pernah mengeyam pendidikan di pesantren.
“Karena ini hari santri yang kita undang adalah kader-kader santri dari berbagai tempat karena Wapres-nya santri kita undang. Jadi Kiai Haji Maruf Amin diundang ini bukan karena Wapres-nya tapi karena beliau santri. Gubenur kita undang karena beliau santri, kepala daerah dari Jawa Timur yang kader santri juga kita undang,” kata Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur, Abdusalam Sokhib di PWNU Jatim, Surabaya, Kamis (14/10).
“Untuk Menteri Agama saya belum pernah tahu beliau pakai sarung, jadi karena nanti khawatir enggak nyampe undangannya jadi belum dulu lah. Kecuali menunjukkan KTS-nya (Kartu Tanda Santri) tahun depan bisa kita undang,” imbuhnya sambil berkelakar.
ADVERTISEMENT
Santri Culture Night Festival bakal diisi dengan seni budaya dan parade 99 prestasi santri seluruh Jatim. Seperti, seni gandrung dari PCNU Banyuwangi, reog santri dari PCNU Ponorogo, remo santri dari PCNU Jombang dan sebagainya. Selain itu, parade tersebut juga menampilkan drumband Angkatan Laut (AL) dan barongsai dari Yayasan Cheng Ho.
“Dan itu pesan yang ingin kita sampaikan bahwa NU konsisten selalu merawat nasionalisme di jiwanya para kader-kader. Dan bagian dari nilai-nilai multikulturalisme dalam jiwa kader NU,” ujar Abdusalam Sokhib.
Infografik Menteri Agama Fachrul Razi. Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Selain itu, parade tersebut juga bakal menampilkan kirab pusaka. Seperti tongkat KH Hasyim Asy’ari, tongkat KH Wahab Hasbullah, dan sejumlah pusaka lainnya.
“Dikeluarkan (kirab pusaka) termasuk Pataka Resolusi Jihad NU, dan beberapa pusaka dimiliki para masyaikh,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Abdusalam Sokhib menyebut, kirab tersebut sebagai entitas untuk mengingat sejarah perjuangan ulama dan santri dalam melawan penjajah. Terlebih, sejarah terkait Resolusi Jihad 22 Oktober sebagai cikal-bakal Hari Santri Nasional (HSN).
“Sejarah itu penting sebagai pelajaran bagi kita semua. Sejarah itu mengandung ilmu yang dalam,” terangnya.
Acara parade tersebut bakal ditutup dengan liwetan akbar dengan 10 ribu santri dari berbagai kota di Jatim. Kiai, santri dan pejabat bakal bersama menyantap hidangan yang disediakan di atas nampan.
“Cara makan khas santri, satu nampan dibuat lima orang. Ada 10 santri ribu untuk lima ribu talam. Itu akan menunjukkan kebersamaan baik kiai, santri maupun pejabat, maka wapres juga diharapkan akan makan bersama di talam,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
“Filosofinya kebersamaan, persatuan, kesederhanaan. Dimanapun santri harus sederhana. Sehingga kesederhanaan itu menjadi karakter dan kebersamaan,” pungkasnya.