Qatar: Gencatan Senjata di Gaza Dimulai Minggu Pagi

18 Januari 2025 15:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Gaza di Deir el-Balah menyambut tercapainya kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas, pada Rabu (15/1).  Foto: Eyad BABA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Warga Gaza di Deir el-Balah menyambut tercapainya kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas, pada Rabu (15/1). Foto: Eyad BABA / AFP
ADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar mengungkapkan bahwa gencatan senjata di Gaza akan dimulai pada Minggu (19/1) pukul 8.30 pagi waktu setempat.
ADVERTISEMENT
“Kami menyarankan semuanya tetap berhati-hati, menjalankan dengan hati-hati, dan menunggu instruksi dari sumber resmi,” kata jubir Kemlu Qatar, Majed al-Ansari, di akun X dalam bahasa Arab, dikutip dari Al Jazeera, Sabtu (18/1).
Negosiasi kesepakatan gencatan senjata dilakukan Qatar. Ada 3 negara yang menjadi mediator, yaitu Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan Otoritas Palestina (PA) siap untuk memikul “tanggung jawab penuh” di Gaza pasca perang.
Hal ini disampaikan Abbas dalam pernyataan pertamanya semenjak kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas diumumkan.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas berbicara selama "KTT untuk Yerusalem" Liga Arab di Kairo, pada 12 Februari 2023. Foto: Ahmad Hassan/AFP
“Pemerintah Palestina, di bawah kepemimpinan Presiden Abbas, telah menyelesaikan segala persiapan untuk memikul tanggung jawab penuh di Gaza,” katanya dalam pernyataan kepresidenan pada Jumat (17/1).
ADVERTISEMENT
Tanggung jawab itu termasuk mengembalikan mereka yang mengungsi ke rumah masing-masing, menyediakan layanan dasar, dan pengelolaan serta rekonstruksi di wilayah yang dilanda perang.
Dalam pernyataan yang dirilis kantor berita Palestina, Wafa, juga menegaskan kembali seruan pemerintahan Abbas untuk “gencatan senjata segara dan penarikan penuh pasukan Israel dari Jalur Gaza”.
Hamas mengontrol penuh Gaza sejak tahun 2007, sementara PA yang didominasi Fatah mengontrol Tepi Barat yang telah diduduki pasukan Israel selama beberapa dekade.
Saat ini, Israel belum memiliki sikap definitif terhadap pemerintahan pasca perang di Gaza selain menolak peran apa pun bagi Hamas dan PA.