Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sebagai keturunan ke-13 Majapahit. Sehingga kedua anaknya, Agus Harimurti Yudhoyono (SBY) dan Edi Baskoro Yudhoyono (Ibas), merupakan keturunan Majapahit ke-14, sesuai nomor urut partai Demokrat untuk Pemilu 2019.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Majapahit yang didirikan pada abad ke-13 mengalami masa kejayaan pada abad ke-14. Dengan cocoklogi itu, SBY berharap partainya mampu meraih kejayaan selayaknya Kerajaan Majapahit.
SBY menyebut, garis keturunan Majapahit ini diperolehnya dari sang kakek, Ki Ageng Buwono Keling, yang masih memiliki aliran darah dengan Raden Wijaya, pendiri Majapahit.
Dikutip dari Historia.id , jika dirunut ke belakang, Raden Wijaya juga keturunan pendiri Kerajaan Singasari. Dia adalah anak dari Dyah Lembu Tal, cucu Mahisa Camapaka atau Narasinghamurti. Kakeknya ini, adalah anak dari Mahisa Wonga Teleng, putra dari Ken Arok dan Ken Dedes. Ken Arok atau Sri Ranggah Rajasa adalah pendiri Dinasti Rajasa yang kemudian menurunkan raja-raja Singasari dan Majapahit.
Sementara dari geanologinya, Wijaya juga merupakan keponakan Kertanagara, raja besar sekaligus terakhir Singasari. Adapun Kertanagara adalah keturunan dari Anusapati, putra Ken Dedes dan Tunggul Ametung.
ADVERTISEMENT
Wijaya kemudian menjadi menantu Kertanagara. Empat putri Kertanagara yang menikah dengan Wijaya, yaitu Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.
Jika terus dirunut, maka SBY juga memiliki silsilah sebagai bagian 'jauh' dari keturunan Ken Arok.
Rade Wijaya juga diketahui kemudian menjadi menantu Kertanagara. Empat putri Kertanagara yang menikah dengan Wijaya, yaitu Sri Parameswari Dyah Dewi Tribhuwaneswari, Sri Mahadewi Dyah Dewi Narendraduhita, Sri Jayendradewi Dyah Dewi Prajnaparamita, dan Sri Rajendradewi Dyah Dewi Gayatri.
Dengan Tribhuwana, Wijaya mempunyai seorang putra bernama, Jayanagara. Dengan Gayatri, Wijaya memperoleh dua putri. Si sulung bernama Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwarddhani. Si bungsu bernama Rajadewi Maharajasa.
Mengenai pernikahan Wijaya, Kidung Harsawijaya, Kidung Ranggalawe, dan Pararaton, menyebut Wijaya menikah dengan dua putri Kertanagara. Sementara dalam Prasasti Sukamrta (1296), Prasasti Balawi (1305), dan kakawin Nagarakrtagama, Wijaya disebut menikah dengan empat putri Kertanagara.
ADVERTISEMENT
Menurut Slamet Muljana, Nagarakrtagama dapat dipercaya karena penulisnya, Prapanca, mendapatkan berita sejarah Singhasari dan Majapahit dari Dang Acarya Retnamsa. Pada zaman Kertarajasa Jayawardhana, Dang Acarya telah tua karena lahir pada 1276.
“Jadi, dia mengalami masa pemerintahan Kertanagara dan Kertarajasa. Kiranya berita Nagarakrtagama itu dapat dipercaya,” tulis Slamet Muljana dalam Tafsir Sejarah Nagarakrtagama.
Arkeolog Universitas Indonesia, Agus Aris Munandar sepakat kalau keempat putri Kertanagara menikah dengan Wijaya. Namun, sebelumnya salah satu putri itu sempat menikah dengan anak Jayakatwang, Ardharaja.
“Mungkin dengan Mahadewi atau Jayendradewi. Setelah itu Ardharaja kan membelot membela ayahnya, dia dihabisi juga, lalu semua putri menikah dengan Raden Wijaya,” kata Agus ketika ditemui di kantornya, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 10:32 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini