Ragam Bantahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Terhadap Kesaksian Eliezer

13 Desember 2022 17:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Richard Eliezer alias Bharada E saat jalani sidang lanjutan terkait dugaan pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini, Senin (28/11/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Richard Eliezer alias Bharada E saat jalani sidang lanjutan terkait dugaan pembunuhan berencana Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini, Senin (28/11/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Richard Eliezer memberikan kesaksiannya secara langsung di hadapan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di persidangan. Sejumlah hal yang diketahuinya dalam proses pembunuhan Brigadir Yosua telah disampaikan.
ADVERTISEMENT
Namun Sambo dan Putri yang duduk sebagai terdakwa yang membantah sejumlah keterangan Eliezer tersebut. Berikut poin-poinnya:

Ferdy Sambo

Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo, mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Dalam keterangan Eliezer, senjata laras panjang AUG Steyr digunakan setiap pengamanan atasan oleh ajudan. Namun Sambo menekankan senjata itu tidak melekat kepada istrinya, melainkan hanya dibawa ketika perjalanan ke luar kota oleh ajudan.
Eliezer menyebut rumah Sambo di Jalan Bangka digunakan menjadi tempat isolasi mandiri. Namun menurut Sambo, itu tidak benar. Sebab Eliezer hanya berdinas 10 hari saja, dan kemungkinan ada kegiatan lepas dinas yang tak dia ikuti dan tidak melihat kegiatan Sambo dan istrinya di tempat lain, seperti rumah Duren Tiga.
ADVERTISEMENT
Sambo membantah keterangan Eliezer terkait peristiwa di rumah Saguling pada 8 Juli 2022. Saat itu, Eliezer mengaku diperintahkan menembak Yosua dengan dibekali amunisi.
Menurut Sambo, keterangan soal istrinya ada di samping dia pada saat di lantai 3 Saguling, menyebut 'harus kasih mati anak ini' ke Yosua, memerintahkan membunuh Yosua, memberikan amunisi, meminta ambilkan senjata HS Yosua, itu adalah keterangan yang tidak benar.
"Ini pasti akan saya bantah dalam kesaksian ini," kata Sambo.
Kemudian kesaksian soal menanyakan 'sudah isi senjatamu' kepada Eliezer sebelum eksekusi Yosua pun dibantah Sambo. Kemudian soal pegang leher Yosua, meminta dia berlutut, dan memerintahkan tembak Yosua ke Eliezer, juga dibantah oleh Sambo.
Sambo juga membantah soal mengokang senjata, memakai sarung tangan hitam, dan juga kamar Putri pintunya terbuka sebagian. Soal kamar, dia memastikan tertutup karena dia yang menjemput Putri usai peristiwa Yosua tewas.
ADVERTISEMENT
Sambo juga membantah telah menjanjikan uang usai eksekusi Yosua. Eliezer mengaku dijanjikan Rp 1 miliar, sementara untuk Kuat Ma'ruf dan Ricky Rizal masing-masing Rp 500 juta.
"Kemudian yang di tanggal 10 juga itu tidak pernah saya menjanjikan uang. Dan HP, itu saya berikan karena HP itu berada di meja depan ruangan saya," kata Sambo.
"Kalau lah saksi menyampaikan bahwa saya minta menghajar kemudian saksi melakukan atau menerjemahkan itu perintah penembakan dari saya, saya akan bertanggung jawab, tapi kita berdua yang bertanggung jawab," kata Sambo.
Atas bantahan tersebut, Eliezer tetap pada jawaban dan pendirian bahwa kesaksiannya adalah yang benar.

Putri Candrawathi

Saksi kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Putri Candrawathi bersiap menjalani sidang lanjutan dengan terdakwa Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Ma'ruf di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Senin (12/12/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/Antara Foto
Putri juga membantah sejumlah hal dalam kesaksian Eliezer. Berikut beberapa poinnya:
ADVERTISEMENT
Tanggal 4 Juli di Magelang, Putri disebut berbaring di sofa. Putri menyebut, saat itu ia tak berbaring tetapi hanya selonjoran saja karena tidak enak badan.
Putri juga mengaku hanya satu kali pernah disopiri oleh Eliezer yakni saat perjalanan menuju Magelang.
Eliezer menyebut dalam perjalanan dari Magelang ke Jakarta, Putri tak berkomunikasi. Dia hanya mendengarkan musik saja dengan handphone. Saat itu mobil dikendarai oleh Kuat Ma'ruf, kemudian digantikan oleh Eliezer karena Kuat ngantuk.
Putri menyatakan bahwa tidak pernah memberikan perintah kepada Kuat untuk membawa mobil. Dia juga membenarkan tidak pernah berbincang sepanjang perjalanan karena tidak enak badan. Dia membantah mendengarkan musik dengan handphone.
ADVERTISEMENT
Dalam kesaksian Eliezer, dia menaikkan senjata laras panjang itu ke lantai 3 rumah Saguling usai tiba dari Magelang. Saat itu, atas perintah Putri, dia menaruh senjata itu di sebuah lemari khusus di lantai 3 itu.
Tetapi Putri membantahnya. Dia mengaku tidak pernah memerintahkan Eliezer menaikkan AUG Steyr tersebut.
"Saya tidak pernah tahu mengenai senjata, itu adalah urusan dinas," ucap Putri.
Terdakwa kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat, Ferdy Sambo (kanan) bersalaman dengan istrinya yang juga terdakwa Putri Candrawathi (kiri) saat mengikuti sidang lanjutan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa (13/12/2022). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Putri juga membantah kesaksian Eliezer yang menyebut dia mendengar bisik-bisik ke Sambo soal CCTV hingga sarung tangan saat di rumah Saguling.
"Saya tidak mengetahui keberadaan Dek Richard di lantai 3. Saya tidak pernah membicarakan tentang CCTV, dan sarung tangan bersama Dek Richard dan Pak Ferdy Sambo," kata Putri.
ADVERTISEMENT
Putri mengaku tak pernah mengajak Eliezer isolasi mandiri di Duren Tiga pada 8 Juli 2022. Sementara dalam kesaksian Eliezer, dia menyebut alasan isolasi mandiri itu bagian skenario sebelum pembunuhan Yosua.
Eliezer menyebut saat Yosua dieksekusi, pintu kamar Putri terbuka sedikit. Namun Putri menekankan bahwa pintunya tertutup, sebab dia sempat ganti baju.
"Saya tidak pernah memanggil Dek Richard ke lantai 2 untuk bergabung dengan Ricky, Kuat, dan ada Pak Ferdy Sambo dan saya memberikan HP maupun menjanjikan uang dan memberikan terima kasih," kata Putri.
Dalam kesaksiannya, Eliezer sempat menyebut bahwa Yosua dekat dengan Putri sebagai bos-ajudan. Tetapi Putri membantah pernah bilang Yosua sebagai ajudannya.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak pernah menyampaikan bahwa Yosua adalah ajudan saya, tetapi dia adalah driver yang ditunjuk suami saya untuk membantu saya selaku bendahara Bhayangkari, pengurus pusat," kata Putri.
Usai Yosua tewas, Putri disebut sempat memerintahkan untuk membereskan barang Yosua. Dia membantah itu. Dia menyebut hanya meminta tolong dicarikan dokumen keuangan Bhayangkari, sebab dia adalah bendahara umum pengurus pusat Bhayangkari.
"Karena saya mempunyai tanggung jawab selaku bendahara umum pengurus Bhayangkari untuk intern organisasi Bhayangkari karena ini merupakan dokumen organisasi Bhayangkari yang tidak boleh diketahui oleh orang lain," ucap Putri.
Lagi, Eliezer tetap pada keterangannya. "Saya tetap pada keterangan saya Yang Mulia," ucap Eliezer.