Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta masih terus memberikan bantuan sosial tunai (BST) kepada masyarakat terdampak krisis pandemi corona. Namun sayangnya, ada oknum-oknum yang memanfaatkan kondisi dengan memotong nilai bantuan tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan, anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, menyebut banyak laporan dari masyarakat mengenai pemotongan bansos ini.
“Banyak laporan sampai ke kami, masih banyak oknum di wilayah yang melakukan pemotongan bantuan tunai. Namun, hal ini tidak bisa dipukul rata, karena masih kasus per kasus,” jelas Rany dalam paparannya yang disampaikan dalam Live Conference Balkoters Jaya, Rabu (10/3).
Tak hanya itu, ada pula temuan soal penyalahgunaan uang BST. Misalnya untuk membayar sejumlah cicilan.
"Kenyataannya memang ada dana tersebut yang digunakan bukan untuk kebutuhan sehari-hari apalagi di masa pandemi. Kebayakan ada yang menggunakan untuk membayar cicilan pribadi," tutur dia.
Padahal, menurut Rany, pemberian BST adalah langkah yang tepat ketimbang bansos dalam bentuk sembako. Ia pun mendorong adanya evaluasi dari Pemprov DKI, agar penyaluran BST bisa berjalan baik.
ADVERTISEMENT
“Jadi, memang sebaiknya bantuan sosial tunai ini harus ada evaluasi, supaya ke depannya ada perbaikan,” tandasnya.
BST di Jakarta menyasar 2 juta kepala keluarga. Masing-masing mendapat Rp 300 ribu per bulannya. Bantuan ini disalurkan selama empat bulan, mulai dari Januari hingga April 2021.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, pemberian BST ini diharapkan dapat membantu menghidupkan kembali usaha-usaha masyarakat yang sempat terdampak pandemi COVID-19.
“Bapak-bapak diingat ya, uangnya untuk kebutuhan keluarga, kalau sempat juga buat menghidupkan lagi usaha Bapak-bapak dan Ibu-ibu. Mudah-mudahan lancar semua ya,” ujarnya saat memantau langsung pembagian BST di sejumlah lokasi di Jakarta Timur, pada Januari lalu.