Rahayu Saraswati: Semua Orang Berhak Berpakaian Sesuai Kehendak tanpa Pelecehan

7 September 2020 21:49 WIB
Rahayu Saraswati Foto: Facebook/@RahayuSaraswatiDjojohadikusumo
zoom-in-whitePerbesar
Rahayu Saraswati Foto: Facebook/@RahayuSaraswatiDjojohadikusumo
ADVERTISEMENT
Bakal calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati, menanggapi cuitan 'Paha Calon Wawalkot Tangsel Mulus' yang diunggah kader Partai Demokrat Cipta Panca Laksana di Twitter, dan ditanggapi Said Didu.
ADVERTISEMENT
Sara pun merespons tulisan itu lewat akun Twitter dan Facebook-nya. Sara mengungkapkan langsung menghubungi salah satu dari dua orang tersebut.
"Langkah pertama yang saya lakukan adalah menghubungi salah satu dari mereka, yang saya kenal secara pribadi," ungkap Sara.
"Niat hanya ingin memastikan. Pertama, apakah betul itu akun pribadi beliau dan kedua maksud dari cuitannya. Tidak lama kemudian saya dapat jawaban bahwa, ya, betul itu milik beliau dan bahwa beliau tidak mengetahui siapa yang dimaksud dan kalau cuitannya hanya bercandaan saja," imbuhnya.
Sara mengaku kecewa ada tokoh politik yang mengobjektifikasi perempuan. Apalagi hal ini sering terjadi terhadap perempuan.
"Pernyataannya menghentak saya karena reaksi saya yang menganggap cuitan di Twitter itu sebagai hal sepele dan biasa-biasa saja adalah contoh nyata. Bagaimana kita telah terprogram untuk menerima objektifikasi dan pelecehan seksual verbal sebagai hal biasa dan bahkan sebagai pujian," kata Sara, Senin (7/9).
ADVERTISEMENT
Sara sempat didesak untuk melaporkan hal ini ke pihak berwajib. Namun, dia masih mempertimbangkannya karena kegiatannya yang mulai padat karena Pilwalkot Tangsel.
Oplet Si Doel yang digunakan Muhamad-Rahayu Saraswati saat mendaftar ke KPU Tangerang Selatan, Jumat (4/9). Foto: Dok. Istimewa
Sara juga menyayangkan munculnya foto-foto dirinya yang kemudian dipakai sebagai serangan politik. Dia pun berjanji akan mencari keluar terkait masalah ini, apalagi dalam kasus ini perempuan kerap disalahkan karena caranya berpakaian yang dinilai mengundang tindak pelecehan tersebut.
"Bagaimana dengan kasus-kasus kekerasan di mana perempuan menggunakan baju yang sangat sopan tetapi tetap mengalami kekerasan tersebut? Bagaimana dengan para TKI kita yang mengalami kekerasan tersebut padahal pasti berpakaian sopan selama bekerja di rumah orang lain, bahkan seringkali mengenakan seragam yang disiapkan? Bagaimana dengan anak-anak usia balita, 10 tahun, 15 tahun, yang mengalami kekerasan? Apakah pakaian yang mereka kenakan salah?" tuturnya.
ADVERTISEMENT
Sara menyebut siapa saja boleh punya pendapat tentang bagaimana seharusnya seseorang berpakaian saat berolah raga, itu adalah hak. Tapi juga menjadi hak bagi orang lain untuk berpakaian sesuai kehendaknya.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.