Rais Aam PBNU: Siapa yang Hina Presiden, Allah Akan Membalasnya

20 Januari 2024 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
67
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar bin Abdul Ghani, memberikan sambutan pada Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama GBK Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar bin Abdul Ghani, memberikan sambutan pada Harlah ke-78 Muslimat NU di Stadion Utama GBK Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar bicara soal pemimpin yang wajib dihormati. Hal itu disampaikannya di hadapan jemaah Muslimat NU.
ADVERTISEMENT
"Nahdlatul Ulama adalah menunjukkan sikap yang selalu tumbuh dan taat pada pimpinan," kata Miftachul Akhyar dalam sambutannya pada acara Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Jakarta, Sabtu (20/1).
Ia kemudian menyinggungnya soal pentingnya taat dan memuliakan Pimpinan negara. Jangan sampai malah menghina.
"Barang siapa yang memuliakan para pemimpin dalam segala lapisan maka Allah akan memuliakan. Barang siapa yang menghinakan presiden dan wakil presiden, mereka meremehkan semuanya pimpinan organisasi, Allah akan membalasnya," kata dia.
Presiden Joko Widodo hadir di Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK Senayan, Jakarta, Sabtu (20/1). Foto: Dok. NU
Miftachul Akhyar menambahkan, bila seorang pemimpin sudah dipilih berdasarkan kesepakatan, maka harus ditaati.
"Manakala kalian menerima hal yang tidak mengenakkan mungkin merasa di nomor dua-kan. Jangan melawan, jangan demo. Sabar kata Rasulullah SAW," ujar dia.
"Tapi alhamdulillah di Indonesia ini kita tahu sendirilah mana yang layak untuk dihormati nomor 1 nomor 2 atau kelas 1 kelas 2 sudah terbukti mudah-mudahan Allah terus memberikan kesehatan kepada kita semua," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu turut hadir Presiden Jokowi, Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa.
Selain itu ada juga Ketua Komisi Fatwa MUI KH Asrorun Niam Soleh, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, Istri dari Presiden Indonesia ke-5 Abdurrahman Wahid Sinta Nuriyah, hingga Yenny Wahid dan sejumlah pengurus PBNU serta Muslimat NU.

Ingatkan Hobi Viral Berita Tak Baik

Pada kesempatan yang sama, Miftachul Akhyar juga mengingatkan mereka yang hobi memviralkan sesuatu tanpa melakukan tabayun. Ia menyebut hal itu merupakan penyakit yang disebarkan kelompok beraliran keras.
"Mereka akan mendapatkan siksa sanksi di dunia dan akhirat," ujar dia.
Ia meyakini jemaah NU tidak melakukan hal tersebut. "Nahdlatul ulama ini akan menyimpan rahasia saudaranya dia tidak mudah menyebarkan apalagi tidak valid tidak disertai tabayun dan klarifikasi langsung disebarkan ini bukan paham-paham kita sepertinya ini sudah ketularan penyakit-penyakit kelompok-kelompok yang beraliran keras," paparnya.
ADVERTISEMENT