Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Raja Charles di Mata Pangeran Harry: Saya Tidak Mau Seperti Ayah
12 Januari 2023 12:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Pangeran Harry menyibak seluruh irisan dinamika hubungan dengan ayahnya, Raja Charles III, yang menurutnya tidak siap menjadi orang tua dalam memoar berjudul 'Spare' yang terbit pada Selasa (10/1).
ADVERTISEMENT
Narasi mengalir secara kronologis, membentang dari kematian Putri Diana, melintasi masa remaja yang canggung, mengarungi pergolakan identitas Harry saat bertugas dalam angkatan bersenjata, hingga menyelami komitmennya dengan sang pujaan hati Meghan Markle.
'Spare' lalu menyentuh titik akhir ketika Harry memutuskan untuk mundur sebagai anggota keluarga kerajaan Inggris.
Kompleksitas hubungannya dengan Charles dan Pangeran William—serta mendiang ibunya—merupakan jantung dari 'Spare'.
Dalam buku ini, Harry dengan lembut memanggil Charles sebagai 'Pa'. Sebaliknya, Charles merujuk kepada Harry sebagai 'anak laki-laki tersayang'. Anekdot tentang sang ayah pun memadati buku. Namun, Harry mengaku, dia sebenarnya tidak ingin menjadi seperti ayahnya.
Diburu Media
Sejak kepergian Diana, Harry tenggelam dalam duka sampai-sampai memakai narkoba. Namun, Harry merasa bahwa dirinya bukan seorang pecandu narkoba. Satu-satunya kecanduan yang dia akui adalah membaca dan mengamuk terhadap pers.
ADVERTISEMENT
Terlebih, menurutnya, Diana bahkan meninggal dunia akibat dikejar dan diburu media hingga mengalami kecelakaan mobil di terowongan Pont de l'Alma di Paris, Prancis, pada 31 Agustus 1997.
Segala pengalaman buruknya membuat Harry mengalami serangan panik. Dia bahkan memiliki agorafobia atau ketakutan akan keramaian. Dalam momen-momen ketika dia merasa tercekik, Harry kesulitan mencari perlindungan dari ayahnya.
Sebab, sorotan kamera selalu mengeksploitasi momen hangat mereka. Harry menceritakan saat mereka menemui kerumunan yang berduka atas kematian Diana di luar Istana Balmoral, Skotlandia.
"Saya meraih tangan ayah saya, untuk kenyamanan, lalu mengutuk diri saya sendiri, karena gerakan itu memicu ledakan bunyi klik," tulis Harry, dikutip dari salinan 'Spare' yang kumparan dapatkan, Kamis (12/1).
"Saya telah memberi mereka apa yang mereka inginkan. Emosi. Drama. Rasa sakit. Mereka memotret dan memotret dan memotret," imbuh Harry.
ADVERTISEMENT
Belum Siap Jadi Ayah
Harry meyakini, Charles sendiri akan mengakui bahwa dia tidak siap menjadi seorang ayah, terlebih ayah tunggal setelah kematian Diana.
"Dia [Charles] selalu memberi kesan bahwa belum siap menjadi orang tua—tanggung jawab, kesabaran, waktu," terang Harry.
Banyak orang mengira bahwa hubungan mereka renggang setelah Harry angkat kaki dari keluarga kerajaan pada 2020. Nyatanya, sang ayah memang sedari dulu sulit mengekspresikan perasaannya.
Charles berusaha untuk menunjukkan kepeduliannya semasa kecil Harry. Mengingat ketakutan akan kegelapan yang dimiliki Harry, Charles selalu menemaninya sebelum tertidur.
Charles juga sering kali meninggalkan surat-surat kecil untuk Harry.
Dalam secarik kertas yang ditaruh di atas bantal Harry, Charles memuji pencapaian-pencapaiannya. Harry tentu merasa senang akan perhatian tersebut. Tetapi, dia bertanya-tanya, kenapa Charles tidak mengatakan hal-hal ini secara langsung?
ADVERTISEMENT
"Namun, selain momen-momen singkat itu, Ayah dan saya kebanyakan hanya hidup berdampingan," tutur Harry.
"Dia kesulitan berkomunikasi, kesulitan mendengarkan, kesulitan menunjukkan keintiman secara langsung," sambungnya.
Kesulitan berkomunikasi tercermin ketika Charles memberitahukan kabar kepergian Diana kepada Harry. Saat itu, Charles tidak menenangkan maupun memeluk Harry yang masih berusia 12 tahun—yang sedang menghabiskan liburan musim panas di Istana Balmoral.
Rumor-rumor tentang pasangan lama Diana hanya kian merisaukan Harry. Meski tanpa bukti, banyak tabloid menyinggung kemiripan Harry dengan salah satu mantan kekasih Diana, Mayor James Hewitt.
Pasalnya, Harry dan Hewitt sama-sama memiliki rambut merah.
Nyaris semua biografi tentang Harry mengulas kemungkinan relasinya dengan Hewitt. Namun, hingga kini, Charles tidak pernah meyakinkan Harry dengan menepis klaim-klaim seputar Hewitt.
ADVERTISEMENT
"Bila Ayah memiliki pemikiran tentang Mayor Hewitt, dia menyimpannya untuk dirinya sendiri," ungkap Harry.
Tak Ingin Jadi Seperti Sang Ayah
Dalam bukunya, Harry berulang kali mengungkapkan keinginannya untuk segera menjadi seorang suami dan ayah.
Namun, mengamati ayahnya sendiri selama dia tumbuh, Harry memutuskan untuk tidak menjadi seperti Charles.
"Saya selalu berasumsi bahwa saya akan menjadi seorang suami muda, seorang ayah muda," kata Harry.
"Karena saya memutuskan untuk tidak menjadi ayah saya," lanjutnya.
Salah satu alasan utamanya adalah usia. Charles menikahi Diana saat mereka masing-masing berusia 32 tahun dan 20 tahun pada 1981.
Menurut Harry, usia ini menempatkan penghalang antara dia dan Charles. Seiring tahun berganti tahun, Charles mulai menolak untuk beraktivitas seperti sebelumnya. Dia lebih menyukai rutinitas.
ADVERTISEMENT
Padahal, Harry berharap mereka dapat terus mendekatkan diri melalui aktivitas fisik seperti bermain bola atau berlari melintasi Sandringham House bersama William.
"Jauh sebelum kami siap, dia berhenti melakukan kesenangan fisik semacam itu. Dia hanya tidak memiliki antusiasme," tutur Harry.
"Tetapi saya akan terus melakukannya, saya selalu berjanji pada diri saya sendiri," tambah dia.