Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Raja Salman Ganti Putra Mahkota Demi Hindari Perpecahan
21 Juni 2017 15:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Raja Salman mengangkat putranya, Mohammed bin Salman, sebagai putra mahkota menggantikan Mohammed bin Nayed. Menurut pengamat, langkah ini diambil Raja demi menghindari perpecahan di tubuh kerajaan Saudi.
ADVERTISEMENT
Bernard Haykel, professor studi Timur Tengah di Universitas Princeton, Amerika Serikat, mengatakan Raja Salman mengambil keputusan yang tepat. Haykel mengatakan, sebelumnya bertebaran rumor soal perebutan kekuasaan antara Bin Salman dan Nayef, memicu ketegangan di kalangan keluarga kerajaan.
"Jelas ini adalah transisi yang mulus dan tanpa pertumpahan darah. Akan ada kejelasan soal isu suksesi sekarang. Sebelumnya ada kekacauan karena banyak pertanyaan soal apa yang akan terjadi," ujar Haykel dikutip Reuters, Rabu (21/6).
"Sekarang jelas, ini keputusan yang tegas. Kejelasan meredam risiko, tidak ada lagi pertanyaan soal siapa yang akan memerintah," lanjut dia lagi.
Sebelumnya banyak pejabat Saudi dan diplomat asing mengatakan ada perebutan kekuasaan antara Bin Salman dan Nayef. Bin Salman lebih ditonjolkan padahal hanya wakil putra mahkota.
ADVERTISEMENT
Keputusan Raja Salman ini telah mendapatkan persetujuan dari 31 dari 34 anggota Dewan Kesetiaan yang terdiri dari keluarga kerajaan Al Saud. Menurut pejabat Saudi kepada Reuters, Nayef mendukung keputusan ini melalui surat kepada Raja Salman.
"Sebagian orang memprediksi hal ini akan menyebabkan perpecahan di keluarga kerajaan dan pemberontakan, bahkan revolusi. Tapi saya tidak melihat hal itu terjadi," kata Haykel lagi.
Bin Salman memiliki peran besar lantaran menjabat sebagai Menteri Pertahanan, salah satunya memutuskan serangan ke Yaman pada 2015. Pria 31 tahun ini juga memimpin reformasi keuangan Saudi menuju 2030 yang bebas ketergantungan pada minyak.
John Sfakianakis, direktur lembaga peneliti Gulf Research Centre di Riyadh mengatakan penunjukan Bin Salman sebagai putra mahkota akan mempercepat visi 2030 Saudi.
ADVERTISEMENT
"Perubahan ini adalah dorongan besar bagi program reformasi ekonomi Saudi, Visi 2030, dan perubahan paradigma Arab Saudi yang dirancang oleh Pangeran Mohammed bin Salman," ujar Sfakianakis.