Raja Yordania: Timur Tengah Berada di Tepi Jurang Imbas Perang Israel-Hamas

17 Oktober 2023 19:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Yordania, Abdullah. Foto: Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Raja Yordania, Abdullah. Foto: Getty Images
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Raja Yordania, Abdullah II, memperingatkan situasi mengerikan yang bisa terjadi di Timur Tengah jika konflik Israel dan Hamas meluas ke negara-negara lain.
ADVERTISEMENT
Adapun saat ini tentara zionis Israel tampak sedang mempersiapkan serangan darat ke Jalur Gaza, usai memborbardir wilayah kantong itu selama sebelas hari terakhir.
Dikutip dari AFP, peringatan dari Abdullah II disampaikan setelah dia bertemu dengan Kanselir Jerman, Olaf Scholz, secara langsung di Ibu Kota Berlin pada Selasa (17/10).
"Seluruh wilayah ini berada di tepi jurang," kata Abdullah II.
"Semua upaya kita diperlukan untuk memastikan bahwa kita tidak sampai ke sana," tambahnya.
Pada gilirannya, Scholz — yang dijadwalkan mengunjungi Israel di hari yang sama, turut memperingatkan agar eskalasi konflik yang telah menjadi kekhawatiran luas itu tidak terjadi.
"Kami memiliki tujuan yang sama untuk mencegah terjadinya konflik di wilayah ini," ungkap Scholz.
ADVERTISEMENT
Kepala pemerintahan Jerman itu kemudian merujuk pada sekutu-sekutu dekat Hamas seperti Iran dan Hizbullah Lebanon, untuk ikut serta mencegah meluasnya konflik.
Warga Palestina dengan barang-barang mereka meninggalkan Kota Gaza, menuju bagian selatan Jalur Gaza, di tengah konflik Israel-Palestina di Kota Gaza 13 Oktober 2023. Foto: Mahmud Hams/AFP
"Saya sekali lagi dengan tegas memperingatkan Hizbullah dan Iran untuk tidak ikut campur dalam konflik ini," tegas Scholz.
Adapun bergejolaknya Timur Tengah bermula saat Hamas secara tiba-tiba meluncurkan serangan paling mematikan dalam sejarah pada 7 Oktober lalu. Penguasa di Jalur Gaza ini menerobos perbatasan ketat yang dibangun Israel, menyandera, dan menewaskan lebih dari 1.400 tentara maupun warga sipil di wilayah perbatasan Israel.
Sebagai balasannya, tentara zionis Israel kemudian mengerahkan serangan udara ke Jalur Gaza dan menewaskan sedikitnya 2.750 warga Palestina — sebagian besar adalah anak-anak, perempuan, dan orang tua.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Israel mengerahkan puluhan ribu bala tentara untuk berjaga di perbatasan sebagai persiapan meluncurkan serangan darat dengan misi menumpas petinggi-petinggi Hamas beserta fasilitas militernya.
Israel mengaku telah memperingatkan kepada lebih dari 1 juta warga Gaza — hampir setengah dari total populasinya, untuk meninggalkan wilayah tersebut sebelum menjadi medan perang. Namun, sebagian dari mereka tidak memiliki tempat aman untuk dituju dan berlindung.
Abdullah II, pada gilirannya, mengisyaratkan ketidaksediaan Yordania untuk menyambut pengungsi Palestina dari Jalur Gaza.
"Mengenai masalah pengungsi yang datang ke Yordania — dan saya rasa saya dapat berbicara dengan tegas atas nama Yordania bukan hanya sebagai sebuah negara tapi juga teman-teman kami di Mesir — itu adalah garis batas," ujar Abdullah II.
ADVERTISEMENT
"Krisis kemanusiaan yang meningkat di Gaza harus ditangani di dalam Gaza dan Tepi Barat," sambung dia.