Raker di Hotel Bintang 5, Kesederhanaan KPK Dipertanyakan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Memang kalau dari sisi aturan barangkali ini tidak ada yang dilanggar, ya. Tetapi kalau dari sisi kepantasan, kelayakan, kewajaran mungkin ini bisa dipertanyakan kepada KPK ," kata Peneliti Pukat UGM, Zaenur Rohman, saat dikonfirmasi, Kamis (28/10).
Menurut Zaen, selama ini KPK menyebarkan nilai-nilai antikorupsi yang salah satunya adalah kesederhanaan. Hidup sederhana itu sekaligus memberi contoh kepada kementerian, lembaga, dan daerah agar berlaku hidup sederhana.
"Ada 9 nilai integritas salah satunya itu adalah nilai sikap hidup sederhana. Dan bahkan KPK sering mengatakan bahwa salah satu faktor pendorong internal yang menyebabkan seseorang bisa terjerumus kepada korupsi karena bergaya hidup mewah begitu. Sehingga KPK setiap saat mengampanyekan sikap hidup sederhana begitu, ya," jelasnya.
Dengan menggelar raker di hotel mewah selama tiga hari, menjadi sebuah pertanyaan bagaimana konsistensi KPK akan hidup sederhana.
ADVERTISEMENT
"Itu kemudian dipertanyakan bagaimana konsistensi antara apa yang dikampanyekan KPK, yaitu sikap hidup sederhana dengan tindakan mereka sendiri yang melakukan rapat kerja di luar kota selama berhari-hari di hotel yang mewah gitu," tuturnya.
Zaen mengatakan kalau KPK saja melakukan praktik demikian, maka kementerian, lembaga, daerah, serta pejabat lainnya memiliki semacam preseden. Bahwa bilaKPK saja seperti itu yang lain akan mengikuti.
"Yang tadi saya bilang, KPK mengajarkan sikap hidup sederhana sehingga ketika ada orang mempertanyakan tindakan KPK yang raker di tempat mewah seperti ini, maka pertanyaan seperti itu jadi valid," pungkasnya.
Sementara itu, menurut pantauan kumparan di Hotel Sheraton Mustika, salah satu petugas mengatakan raker KPK digelar untuk internal. Sehingga berlangsung tertutup.
ADVERTISEMENT