Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Rakyat Belanda Kumpulkan Rp 430 Miliar Bantu Bencana Kelaparan Afrika
30 Maret 2017 7:43 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
Kabar krisis air dan kekeringan parah di Yaman, Somalia, Nigeria, dan Sudan Selatan bukanlah sekadar tontonan. Jutaan orang di 4 negara tersebut sangat membutuhkan bantuan masyarakat dunia untuk mengirimkan bantuan berupa bahan makanan dan air bersih.
ADVERTISEMENT
Informasi tersebut juga sampai ke negara kincir angin, Belanda. Sebagai bentu kepedulian, rakyat Belanda berhasil mengumpulkan dana bantuan Rp 430 miliar.
Dengan aksi nasional Giro 555, para artis dan figur publik melalui televisi, radio dan internet beramai-ramai mengajak warga untuk bersedekah, membantu sesama manusia yang sedang menghadapi bencana di negara-negara tersebut.
Aksi penggalangan dana dimulai pada pagi hari, selanjutnya pada malam hari saat disebut pada program talkshow "Pauw" di saluran televisi publik NPO1, telah terkumpul sebanyak 30.011.423,00 Euro atau sekitar Rp 430 miliar, demikian dipantau kumparan (kumparan.com) di Den Haag, Kamis (30/3).
Sebelumnya Menteri Kerjasama Pembangunan demisioner Liliane Ploumen bersama DJ Gerard Ekdom dan wakil anak-anak Wieger ter Braak secara simbolik memulai aksi ini secara bersama-sama. Ploumen menyatakan kementeriannya siap menambah Euro 9 juta.
ADVERTISEMENT
Baca juga: Warga NU Punya Masjid Baru di Belanda
Perolehan ini melampaui penggalangan dana terdahulu untuk korban bencana gempa bumi Nepal (2015) dan bencana kelaparan di kawasan Tanduk Afrika (2011) masing-masing terkumpul 25 juta Euro.
Rekor tertinggi yang pernah dicapai adalah pada saat penggalangan dana untuk korban tsunami Aceh (2004) dan kawasan Asia Tenggara sekitarnya dengan total dana terkumpul sebanyak 208 juta Euro, setara Rp 2,99 triliun kurs saat ini.
Infrastruktur sosial semacam ini sudah mantap mengakar kuat dalam masyarakat Belanda, tak pandang ras dan agama. Aksi sosial yang dimulai oleh menteri kabinet, figur publik populer dan wakil anak-anak itu sudah cukup menjelaskan bahwa infrastruktur sosial semacam ini dibentuk oleh kemauan politik dan dipelihara dari generasi ke generasi di Belanda.
ADVERTISEMENT
(Laporan reporter kumparan Eddi Santosa dari Den Haag)