Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Rakyat Palestina Kembali ke Gaza Utara, Efek Pertukaran Sandera Israel-Hamas
27 Januari 2025 14:48 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Warga Palestina mulai kembali ke utara Jalur Gaza. Itu terjadi setelah Hamas akan melepaskan enam warga Israel yang disandera.
ADVERTISEMENT
Gencatan senjata dua belah pihak terwujud beberapa pekan lalu. Salah satu kesepakatan antara Israel dan Hamas adalah pembebasan sandera dan tahanan dari dua belah pihak.
Dikutip dari AFP, Senin (27/1), kesepakatan ini mempertahankan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, yang telah memporak-porandakan Jalur Gaza dan membuat hampir seluruh warganya mengungsi. Kesepakatan ini juga membuka jalan bagi lebih banyak pertukaran tahanan-sandera yang bertujuan untuk mengakhiri konflik yang telah berjalan selama 15 bulan.
Israel sebelumnya mencegah warga Palestina kembali ke rumah mereka di utara Gaza. Mereka menuduh Hamas mengingkari perjanjian dengan tidak membebaskan tahanan perempuan sipil.
Setelah kesepakatan tercapai, kerumunan warga Palestina mulai bergerak ke utara Gaza pada Senin pagi.
“Pengungsi warga Palestina telah dimulai,” kata Kementerian Dalam Negeri yang dijalankan Hamas.
ADVERTISEMENT
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk membebaskan 3 tahanan pada Kamis (30/1) dan 3 tahanan lainnya pada Sabtu (1 /2). Hamas pun mengkonfirmasi kesepakatan itu.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengatakan Gaza telah menjadi lokasi pembongkaran. Ia pun meminta agar Mesir dan Yordania dapat menerima warga Gaza untuk dipindahkan ke dua negara itu.
Namun, rencana ini ditolak warga Palestina. Mereka menilai, segala usaha untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza akan membangkitkan kembali ingatan gelap atas apa yang disebut dunia Arab sebagai ‘Nakba’ – pemindahan massal warga Palestina saat pembentukan Israel pada 1948.