Ramai Anggur Muscat Berpestisida, DPR Minta Pengawasan Produk Impor Harus Ketat

31 Oktober 2024 10:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggur Shine Muscat yang dijual di Pasar Badung dan di penjual buah pinggir jalan. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Anggur Shine Muscat yang dijual di Pasar Badung dan di penjual buah pinggir jalan. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan menyoroti kekhawatiran masyarakat untuk mengkonsumsi anggur muscat. Sebab ada temuan di Thailand terkait 14 residu kimia berbahaya dalam buah tersebut.
ADVERTISEMENT
Daniel meminta pemerintah memastikan keamanan anggur muscat yang beredar di Indonesia sekaligus mendorong masyarakat memilih produksi lokal.
"Kami meminta Pemerintah untuk serius dan berkomitmen mengambil langkah preventif terhadap kasus anggur muscat ini. Kami merasa prihatin dan terus memastikan bahwa setiap produk pangan yang beredar di Indonesia aman bagi masyarakat," kata Daniel dalam keterangannya, Kamis (31/10).
Temuan ini diumumkan Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) mengenai temuan residu pestisida di atas batas aman pada produk anggur shine muscat yang beredar di negaranya. Hasilnya sebagian besar sampel disinyalir mengandung residu kimia.
Tes laboratorium yang dilakukan menemukan residu dari 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas aman 0,01 mg/kg. Dalam pemeriksaan tersebut, total ada 50 residu kimia yang ditemukan dan 22 di antaranya tidak diatur oleh hukum Thailand, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil.
Uji Rapid tes anggur Muscat Shine di Bali. Foto: Dok. Distan Bali
Bahaya pestisida sistemik yang mampu terserap ke dalam jaringan buah, seperti triasulfuron dan tetraconazole bisa berdampak fatal untuk kesehatan mulai dari masalah sistem pencernaan, gangguan pada sistem saraf hingga risiko penyakit kanker dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Daniel meminta Pemerintah menaruh perhatian serius terhadap masalah ini.
“Pengawasan ketat terhadap produk pangan mutlak dilakukan, terutama yang berasal dari produk impor,” tegas Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu.
Meskipun Badan Pangan Nasional telah memastikan anggur shine muscat yang beredar di Indonesia aman, ia menilai pemerintah tengah melakukan proses pemeriksaan dan pengujian laboratorium terhadap sampel anggur premium asal Jepang itu.
Bahkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengimbau masyarakat untuk sementara membatasi konsumsi anggur shine muscat selama proses investigasi berjalan. Koordinasi lintas kementerian/lembaga diingatkan harus berjalan efisien.
“Termasuk Badan Karantina agar mencegah masuknya anggur muscat yang terkontaminasi. Jadi Badan Pangan, BPOM dan Badan Karantina memang harus bertindak untuk memastikan anggur muscat yang mengandung residu tidak beredar di pasar Indonesia," tutur Daniel.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PKB, Daniel Johan saat diwawancarai wartawan di Hotel Swiss-Belinn Kemayoran, Jakarta, Jumat (30/8). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Komisi IV DPR yang membidangi urusan pangan dan pertanian pun mendorong kerja sama kerja sama antara BPOM, Badan Karantina, Badan Pangan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesehatan untuk memastikan keamanan produk pangan yang beredar di masyarakat.
“Perketat prosedur pemeriksaan dan pengambilan sampel acak terhadap produk impor seperti anggur muscat ini, serta pengawasannya harus tegas,” ucapnya.
“Perlindungan kesehatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan terkait produk pangan. Jangan sampai masyarakat Indonesia menjadi sakit di saat mengkonsumsi buah yang seharusnya menunjang kesehatan tubuh,” tambah Daniel.
Politikus PKB ini mendorong peningkatan konsumsi buah produksi lokal. Data dari Badan Pusat Statistik mengungkap, terjadi peningkatan produksi anggur yang signifikan dalam tiga tahun terakhir.
Buah-buahan anggur yang dijual di depan Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/10/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Produksi anggur Indonesia pada Tahun 2022 mencapai 13.515 ton, meningkat dari 11.905 ton pada 2020. Sementara pada tahun 2023, produksi buah anggur di Tanah Air mencapai 134.055 kwintal.
ADVERTISEMENT
"Saya mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi buah lokal karena rasanya juga tidak kalah enak dari produk impor dan pastinya harga lebih murah. Selain itu, memilih buah lokal juga bisa membantu pergerakan ekonomi nasional dari sektor pertanian kita,” imbau Daniel.
Daniel menekankan pentingnya mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan pangan.
“Maka peningkatan dan pengembangan produksi pertanian harus semakin dimaksimalkan. Kita bisa mengarahkan dengan fokus pada pengembangan kawasan hortikultura,” ujar dia.
Beberapa buah anggur shine muscat yang dijual di Pasar Rumput, Jakarta Pusat, Selasa (29/10/2024). Foto: Alya Zahra/kumparan
Daniel mendorong pemerintah meningkatkan program pertanian pada produksi buah yang mendukung pasar ekspor sehingga memiliki nilai manfaat pada perkembangan perekonomian negara. Ia mengajak semua stakeholder untuk terlibat membangun produksi buah dalam negeri.
“Pemerintah juga harus memastikan akses pasar dan logistik bagi produksi buah petani kita terjamin. Tentunya spirit membangun buah nasional juga harus didukung dengan sistem pertanian modern dan ramah lingkungan,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Daniel mengatakan, pengetahuan dan keterampilan teknis pengembangan pertanian dan budidaya buah yang baik diperlukan untuk menghasilkan produktivitas dan kualitas. Selain itu juga untuk memaksimalkan petani dan pelaku usaha buah membangun jejaring.
"Jika ini bisa berjalan efektif, potensi pengembangan buah termasuk anggur di Indonesia tidak hanya menguntungkan petani dan pelaku usaha, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat yang ingin terlibat dalam dunia buah Indonesia," pungkas Daniel.