Ramai Biaya Pembangunan Masjid Al Jabbar dari Utang, Bagaimana Ceritanya?

31 Januari 2025 19:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Umat Islam yang melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar, Gedegage, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023).  Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Umat Islam yang melaksanakan Shalat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar, Gedegage, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Isu biaya pembangunan Masjid Raya Al Jabbar tengah ramai diperbincangkan. Bermula dari postingan di akun YouTube Gubernur Jawa Barat (Jabar) terpilih Dedi Mulyadi.
ADVERTISEMENT
Di akun YouTube politikus Gerindra yang akrab disapa KDM atau Kang Dedi Mulyadi itu terungkap bahwa Pemprov Jabar berutang Rp 3,4 triliun pada 2021 terkait Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Dalam dialog Dedi itu, dana Rp 3,4 triliun itu salah satunya digunakan untuk merampungkan Masjid Al Jabbar. Jadi bukan semua dana itu untuk Masjid Al Jabbar.
Kenapa Pembangunan Masjid Al Jabbar Dapat Dana PEN?
Terkait urusan utang PEN untuk Masjid Al Jabbar itu, Wakil Ketua Komisi 3 DPRD Jawa Barat Mohamad Romli, mengatakan bahwa dana dari PEN itu digunakan buat merampungkan pembangunan masjid Al Jabbar.
Sebab pembangunan mesjid raya itu sendiri telah dimulai sejak tahun 2017 lalu, ketika Ahmad Heryawan menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat. Pembangunannya berlanjut di era Ridwan Kamil, dan selesai pada 30 Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Sejumlah warga melihat sebuah karya pada pameran foto Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Jumat (30/12/2022). Foto: Raisan Al Farisi/ANTARA FOTO
Menurut Romli, total pembangunan Masjid Al Jabbar itu sendiri mencapai menyerap dana sekitar Rp 1 triliun. Dana menggunakan APBD, dan untuk merampungkan dialokasikan dari PEN.
Namun Romli tak tahu berapa dana yang dialokasikan dari PEN untuk Al Jabbar.
“Kisaran yang digunakan untuk pembangunan mesjid Al Jabbar itu, totalnya Rp 1 triliun. Jadi sebelumnya sudah ada dari APBD lalu dilanjutkan dari PEN itu,” katanya saat dihubungi Jumat (31/1).
“Hanya yang dialokasikannya berapa saya kurang paham,” katanya.
Dia menjelaskan, pada tahun 2021 itu pemerintah pusat memiliki program PEN yang utamanya guna memulihkan ekonomi pascacovid 19.
Dana tersebut juga menurutnya dapat digunakan untuk membiayai program-program strategis daerah, seperti pembangunan infrastruktur.
“Karena pascacovid itu pembangunan Al-Jabbar sudah berjalan. Sehingga salah satu bagian alokasinya itu buat Al Jabbar. Karena waktu itu, dianggap mungkin proyek strategis waktu itu,” tuturnya.
ADVERTISEMENT