Ramai Masjid Jadi Tempat Parkir Motor di Tambora, Ini Fakta Sebenarnya

30 Juni 2022 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
ADVERTISEMENT
Viral di media sosial halaman dalam Masjid Jami Al Ikhlas yang berlokasi di Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, dijadikan sebagai lahan parkir.
ADVERTISEMENT
Bahkan, narasi yang beredar, masjid itu dijadikan tempat parkir motor sebuah mal.
kumparan mendatangi lokasi untuk memastukan kebenaran kabar itu, Kamis (30/6). Saat itu, halaman depan masjid sudah tidak dijadikan sebagai lahan parkir lagi.
Terkait informasi viral itu, Ketua DKM Masjid Jami Al Ikhlas, Abdul Gofur, mengatakan tanah yang dibangun sebagai masjid ini awalnya memang sebagai lahan parkir. Sejak tahun 2017, mulai dibangun musala dengan bahan bangunan kayu triplek untuk tempat beribadah masyarakat sekitar.
“Ketika 2017 itu ada pengunjung daripada Mal Season City dan warga-warga yang ingin beribadah, akhirnya kita buatkan 3x3 dari triplek. Setelah itu berfungsi, nah ini makin masif jemaah, tidak bisa menampung, istilahnya kalau salat fardu Zuhur bisa ada 2 kloter, 3 kloter,” kata Gofur saat ditemui di lokasi, Kamis (30/6).
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
“Akhirnya kita berinisiatif yang 3x3 itu bedeng kita kembangkan lagi jadi 8x12, menjadi musala,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada tahun 2018, sambung Gofur, masyarakat yang ingin melaksanakan ibadah semakin banyak. Sebab itu, musala yang awalnya dengan bahan bangunan kayu triplek tersebut dijadikan sebuah bangunan Masjid dengan dana dari hasil lahan parkir.
Dana yang didapat dari lahan parkir untuk pembangunan masjid berkisar Rp 200 ribu hingga 300 ribu per harinya.
“Setelah jadi musala [tahun] 2018, jemaah makin masif, [pengemudi] gojek, grab semua pengunjung mal semua. ‘Pak RW kenapa nggak dibuat untuk salat jumat?’, berarti kan arahnya kepada Masjid. Akhirnya, kita dengan dana seadanya, kita tiap harinya ini parkir menyisihkan untuk biaya pembangunan,” jelasnya.
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
“Kita mengumpulkan uang dari setelah salat jumat dan juga dari hasil parkiran setelah yang kita sisihkan. Nah berkembanglah ini menjadi konsep seperti [halaman parkir] seolah-olah orang salat jumat itu seperti ada di dalam lingkungan masjid, yang seperti ini,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Gofur mengungkapkan saat ingin dipakai untuk salat Jumat, mulai sejak Kamis malam, halaman Masjid Jami Al Ikhlas sudah disterilkan untuk dipasang karpet.
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
“Memang ini [halaman masjid jadi tempat parkir] motor, tapi kan ketika salat jumat, malam jumat itu sudah disterilkan halaman masjidnya ini, kita pel, lalu kita pasang karpet, jadi kalau tiap hari Jumat ini steril,” ungkapnya.
Gofur menyebut, renovasi musala yang awalnya dari bahan bangunan triplek dimulai pada tahun 2019 hingga menjadi bangunan Masjid dapat menampung jemaah untuk melaksanakan salat Jumat dan Salat Id.
Untuk itu, Gofur berharap, dengan viralnya Masjid Jami Al Ikhlas ini bisa menjadi ujian pengurus masjid dan juga diharapkan dapat mendatangkan berkah untuk pembangunan masjid ke depannya.
Suasana Masjid Jami Al Ikhlas Jalan Prof. Dr. Latumeten, RT 01/RW 05 Kelurahan Jembatan Besi, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Kamis (30/6/2022). Foto: Nugroho GN/kumparan
“Jadi, kita dulunya warga sini, termasuk saya pelaku orang yang nggak baik lah, sekarang ini bagaimana kita menuju jalan yang baik. Karena, mungkin memang kita memiliki background yang tidak baik, akhirnya orang selalu berpikir orang tidak baik, padahal kita ingin berbuat baik tanpa sepengetahuan kita kan. Kita berdoanya yang baik-baik aja, jadi kontennya viral membawa berkah,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Allah tidak akan memberikan satu ujian kepada hambanya kalau hamba itu tidak bisa diluar kemampuannya, berarti kan Allah memberikan ujian kepada Masjid Jami Al Ikhlas, Allah yakin Masjid Jami Al Ikhlas akan bisa melaluinya,” pungkasnya.