Ramai Porsche Disebut Ugal-ugalan di Tol Jagorawi, Ini Fakta Sebenarnya

14 Maret 2021 13:53 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan roda empat melintas di tol Jagorawi menuju Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021).  Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan roda empat melintas di tol Jagorawi menuju Jalan Raya Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (11/3/2021). Foto: Yulius Satria Wijaya/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Media sosial diramaikan dengan sebuah mobil sport Porsche yang dihentikan polisi dari Sat PJR Polda Metro Jaya di Tol Jagorawi. Mobil itu terpaksa dihentikan karena melaju ugal-ugalan.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu terjadi pada Jumat (12/3). Saat itu mobil merah langsung dihentikan Polantas yang dipimpin Kasat PJR Ditlantas Polda Metro Kompol Akmal Jaya di tol tepatnya jelang pintu keluar TMII.
Dari video itu terlihat, Akmal memberikan penjelasan kepada pengemudi mobil mengapa mereka diberhentikan. Pengemudi juga menunjukkan mereka berasal dari sebuah klub mobil yang tengah konvoi untuk menghadiri sebuah acara.
Saat dikonfirmasi, Akmal mengatakan, mobil tersebut ditilang karena ugal-ugalan saat berkendara. Hal itu sangat membahayakan petugas.
“Ditilang aja,” kata Akmal kepada kumparan, Minggu (14/3).
Akmal menuturkan, mobil tersebut bagian dari rombongan mobil sport yang dikawal Dinas Perhubungan. Padahal Dishub tak memiliki wewenang dalam mengawal kendaraan.
“Itu rangkaian yang di kawal oleh Dishub, padahal dishub tidak punya kewenangan mengawal,” ujar Akmal.
ADVERTISEMENT
Terkait peristiwa itu, klub mobil DNC yang menaungi Porsche itu juga ikut memberikan klarifikasi. Lewat akun instagram @gemathebillionaire.
Kapten Gema mengatakan, saat itu jalur yang mereka lewati sedang macet total. Selain itu, mereka juga sudah mendapat arahan dari Dishub dan Polisi Militer yang ikut mengawal.
“Oleh karena itu kami minta dari teman teman Dishub, Polisi militer pengawalan khusus untuk mengarahkan kami agar kami tidak terjebak situasi ugal-ugalan namun karena disampaikan ada barisan terputus ada teman kami disetop oleh Kasat PJR,” ujar Gema.
Berikut klarifikasi DNC Car Club:
Hari ini kami semua berlibur ke Sentul, Bogor, Aston Hotel. Tentunya dengan pencinta otomotif yang kita percaya makin hari makin banyak. Teman teman sekalian juga hobby.
ADVERTISEMENT
Kami bersama-sama kurang lebih 25 mobil makan pagi di Aston Hotel. Namun memang ada sedikit kejadian tadi pagi kurang nyaman.
Oleh karena itu, saya sebagai saksi karena saya posisinya agak jauh terus saya datang melihat situasi terjadi.
Kejadiannya adalah kami ini 25 mobil itu dari Jakarta cukup panjang rutenya sampai 80 Km. Kita minta bantuan dari kawan mengarahkan.
Tadi ada dari Polisi Militer dan Dishub. Kita juga pengawalan Walsus (pengawalan khusus) namun pada dasarnya posisi saya di belakang.
Di awal kita berangkat sudah kita briefing mengenai kecepatan kepatuhan lalin. Pada saat di lapangan yang jelas kondisi lalin padat, sangat macet dan kecepatan tidak lebih dari 80 km dan rombongan paling belakang terputus. Mungkin, kawan-kawan di lapangan maupun petugas tak melihat kita sudah diberikan bantuan untuk memperlancar dan supaya kita tertib di jalan.
ADVERTISEMENT
Kita sudah berkoordinasi untuk minta pengarahan. Kita tahu 25 mobil itu konvoi pasti panjang. Kami menyadari dengan adanya mobil panjang berpotensi akan mengganggu kelancaran lalin.
Oleh karena itu kami minta dari teman teman Dishub, Polisi militer pengawalan khusus untuk mengarahkan kami agar kami tidak terjebak situasi ugal-ugalan namun karena disampaikan ada barisan terputus ada teman kami disetop oleh Kasat PJR.
Di sini saya sebagai saksi lihat terjadi ada potensi salah paham. Salah paham berakhir dengan diberikan surat tilang dengan dugaan pelanggaran kecepatan Lalin. Tapi apabila Anda berada di Tol Jagorawi kurang lebih jam 8.30 WIB itu macet sekali. Tidak mungkin kita lebih daripada 100 km per jam.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu dengan adanya publikasi dugaan klub car ini melakukan tindakan ugal-ugalan di jalan izinkan kami dengan rendah hati menyampaikan didampingi para kakanda kita yang sudah mengarahkan menyatakan berita itu tak benar.
Tidak benar kami ini melakukan driving ugal-ugalan karena kami sudah diarahkan dan kami adalah konsepnya liburan bukan balapan. Kami rombongan beserta keluarga. Ibu-ibu negara pada datang. Tidak mungkin kita membawa ibu negara ugal-ugalan. Diharapkan masyarakat tidak hanya mendengarkan dari satu sisi koin karena koin itu ada dua sisi terlebih kami sudah diberikan pengarahan yang memang berwenang mengatur kelancaran.
Jadi mudah-mudahan ini clear dan tetap semangat memajukan otomotif Indonesia.
Kita berterima kasih ke teman teman PJR karena mereka sudah melakukan tugas dengan baik. Walaupun kami yang diliput diekspose, diduga ugal-ugalan, kami setuju PJR menegakkan hukum lalu lintas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Karena kebetulan kami sudah lakukan protokol, kejadian di lapangan siapa yang tahu. Kalau nanti ada yang kebut-kebutan kami dukung untuk ditindak karena ini akan merusak citra.